Banua Inflasi Lagi

- Jumat, 2 April 2021 | 15:11 WIB

BANJARBARU - Usai dihajar inflasi 0,53 persen pada Februari 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat Maret ini inflasi kembali bergolak sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), 107, 24.

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran. "Ada tiga kelompok yang mengalami kenaikan harga tertinggi," katanya melalui Kanal Youtube BPS Kalsel.

Dirincikannya, tiga kelompok tersebut yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,67 persen. Kemudian, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,09 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, 0,04 persen.

Dia mengungkapkan, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi terbesar pada Maret lantaran dua subkelompoknya mengalami kenaikan. Yakni, subkelompok makanan sebesar 0,81 persen dan subkelompok tembakau sebesar 0,02 persen.

"Dengan naiknya kedua subkelompoknya, maka kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,19 persen," ungkapnya.

Selain ada yang naik, Edy menyampaikan pada bulan Maret juga ada kelompok yang mengalami penurunan indeks harga. Di antaranya, kelompok perumahan, air, listrik , gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,47 persen. Lalu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,28 persen; dan kelompok kesehatan, 0,03 persen.

"Sementara kelompok pendidikan serta kelompok informasi, telekomunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks harga dibandingkan Februari 2021," ucapnya.

Jika berbicara komoditas, dia menuturkan, jenis yang paling banyak mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi tertinggi di Kalsel adalah bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, ikan peda dan ikan kembung.

"Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, ikan nila, telur ayam ras dan bayam," tuturnya.

Secara terpisah, menanggapi data BPS Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani menjelaskan, terjadinya inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Namun dengan memperhatikan kondisi saat ini, menurutnya inflasi terjadi lantaran ekonomi Kalsel sudah mulai bergerak positif.

"Dengan demikian daya beli masyarakat secara perlahan sudah mulai membaik, karena aktivitas ekonomi dari berbagai sektor. Seperti perhotelan, pasar, kafe, tempat wisata dan lain-lain mulai buka. Meski harus menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X