Panggungnya Sudah Jadi, Tapi Musabaqah Batal

- Senin, 5 April 2021 | 16:34 WIB
MEGAH: Panggung Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Kalsel ke XXXIII di Kabupaten Tanah Bumbu. Anggaran miliaran menguap karena acara batal dilaksanakan. \ FOTO;ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN
MEGAH: Panggung Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Kalsel ke XXXIII di Kabupaten Tanah Bumbu. Anggaran miliaran menguap karena acara batal dilaksanakan. \ FOTO;ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN – Lembaga pengembangan tilawatil quran (LPTQ) gagal menggelar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Kalsel ke XXXIII di Kabupaten Tanah Bumbu. Padahal panggung dan seluruh persiapan sudah dilakukan. 

“Dengan sangat berat hati dan bersedih, kami nyatakan ditunda pelaksanaannya,” ucap Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA dalam konfrensi pers virtual, Sabtu (3/4).

Acara ini ditunda setelah dari hasil pemeriksaan swab PCR, banyak peserta yang ditemukan positif mengicap virus corona. Kafilah asal Kabupaten Tabalong terdata paling banyak dengan hasil positif sebanyak 54 orang. Disusul kafilah dari Banjarbaru sebanyak 48 orang dan Hulu Sungai Utara sebanyak 13 orang positif Covid-19. Hanya kafilah dari Balangan yang tak ada hasil positif. “Penundaan ini semata-mata untuk mencegah penularan Covid-19 dan menjaga kesehatan kita bersama,” tambah pria asal Aceh tersebut.

Pemprov tengah menyusun konsep pelaksanaa secara virtual atau dalam jaringan. “Terkait penundaan ini kami bersama Pemkab Tanah Bumbu dan lembaga pengembangan tilawatil quran (LPTQ) menyampaikan permohonan maaf,” tuturnya.

Penundaan ini terangnya, menjawab ekspektasi dari beberapa pihak yang meminta untuk mempertimbangkan kembali pelaksanaan MTQ yang berpotensi menjadi penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tanbu.

Lalu kapan pelaksanaan MTQ secara virtual dilaksanakan? Plt Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Mustajab mengatakan, konsep pelaksanaan MTQ virtual tengah disusun dan tinggal disampaikan ke kepada Pj Gubernur Kalsel.

Dia menggambarkan, konsepnya MTQ virtual nanti adalah, setiap peserta mengikuti MTQ dari daerah masing-masing. Sementara dewan juri tetap berada di Tanah Bumbu yang tempatnya terpisah. “Tiap dewan juri akan mendengarkan langsung kafilah langsung secara virtual untuk dinilai,” paparnya.

Bagaimana dengan kafilah yang terkonfirmasi positif dan harus menjalani isolasi? Mustajab menerangkan, semua peserta mendapat kesematan untuk tampil. Dan berharap bagi yang isolasi bisa dinyatakan sehat sebelum pelaksanaan. “Tentu dikoordinasikan lagi dengan dinas kesehatan setempat. Apakah yang bersangkutan bisa mengikuti atau tidak,” tambahnya.

Salah satu panitia yang juga tim kerja LPTQ, Noor Fahmi memastikan, pelaksanaan MTQ akan digelar sebelum Ramadan dengan konsep virtual yang juga menerapkan protokol kesehatan ketat. “Sudah selesai konsep pelaksanaan virtualnya, besok (hari ini) disampaikan dengan Pj gubernur,” beber Fahmi.

Jika melihat jadwal pelaksanaan MTQ secara virtual yang akan rencananya digeber sebelum Ramadan, tak menutup kemungkinan masih ada peserta yang berstatus positif. Soal ini menurut Fahmi, pihaknya akan menyampaikan kepada kabupaten dan kota, dimana jika tak memungkinkan, kafilahnya bisa diganti dengan kafilah lain. “Soal ini kami serahkan ke daerah. Kami berharapnya sebelum pelaksanaan sudah negatif hasilnya,” ujarnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel, Rudiansyah mengatakan ada kesan memaksakan dalam acara ini. "Akhirnya mubazir dana yang ada. Padahal penularan di daerah kita masih sangat tinggi,”

Dia mengatakan, kemarin angka kasus baru mencapai 290 orang yang terpapar Covid-19. Angka itu sebutnya adalah rekor sejak tahun lalu pasca ditemukannya kasus baru di Kalsel. “Di beberapa negara saja yang angka kasus rendah masih menggelar secara virtual. Ini sayang juga dana yang ada dan pada akhirnya jadi batal,” ucapnya.

Hal yang sama disampaikan, Anggoa Tim Ahli Satgas Covid-19 Kalsel yang juga Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 ULM, Hidayatullah Muttaqin, menurutnya potensi penularan ketika dilakukannya MTQ tersebut, sangat besar. Apalagi yang berkumpul tak satu daerah, tapi datang pula dari warga daerah lain. “Resikonya sangat tinggi. Takutnya begitu pulang, membawa virus yang membuat peningkatan kasus semakin tinggi,” sebutnya.

Kasus baru dan angka kematian yang masih rata-rata tinggi, menurutnya tak hanya kesalahan dari pemerintah daerah. Tapi juga dilakukan oleh pemerintah pusat. Dia memberi contoh adanya wacana ingin membuka sekolah tatap muka. “Dalam situasi pandemi belum terkendali namun malah membuat potensi penularan semakin tinggi. Ini kesalahan bersama-sama yang dilakukan. Untungnya keputusan cepat ditunda pelaksanaannya,” ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X