PROKAL.CO,
BANJARBARU - Sejauh ini, dalam upaya deteksi dini penularan Covid-19, Pemko Banjarbaru masih bertumpu pada Rapid Test Antibodi dan Antigent. Diperkirakan, sudah ada lebih dari 50 ribu orang yang diambil sampelnya dengan dua alat deteksi ini.
Disamping dua metode deteksi ini, pilihan alternatif muncul dengan hadirnya GeNose C19. Alat pendeteksi virus yang dikembangkan anak negeri, tepatnya oleh Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
Dewasa ini, GeNose C19 sudah memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak akhir 2020 lalu. Alat dengan metode embusan napas dari mulut dan hidung ini bahkan sudah dipakai di beberapa bandara dan stasiun kereta.
GeNose C19 dinilai lebih ringkas dan cepat. Tak perlu ambil sampel lendir atau darah. Tingkat akurasi diagnosanya juga diklaim mencapai 93 persen. Yang jelas, harganya juga lebih ekonomis dari dua alat deteksi tadi. Hasilnya dapat diketahui kurang lebih 20 menit.
Beberapa pemerintah daerah mulai mencanangkan mengadakan alat deteksi ini. Baru-baru tadi, Pemko Banjarmasin mengklaim menganggarkan pembelian belasan unit GeNose C19.
Lantas bagaimana dengan Pemko Banjarbaru? Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Rizana Mirza, bahwa pihaknya belum ada mengarah mengadakan GeNose C19.