BANJARMASIN - Siapa yang kangen bubur Sabilal? Ramadan tahun ini, selain salat tarawih berjemaah, takmir Masjid Raya Sabilal Muhtadin juga kembali mengadakan tradisi berbuka puasa bersama.
"Tradisi berbuka bersama dengan menu bubur khas Sabilal akan kembali," kata ketua pengurus masjid, Darul Quthni, kemarin (5/4).
Tapi ingat, pandemi corona belum berlalu. Di Banjarmasin, tren kasusnya justru terus meningkat.
Maka akan ada perbedaan. Jika dulu boleh berbuka di dalam ruangan (aula masjid), sekarang dialihkan ke luar ruangan (suffah).
Rencananya menggunakan area sekitar kantor MUI (Majelis Ulama Indonesia) yang masih satu kompleks dengan masjid di Jalan Jenderal Sudirman tersebut.
Bagi Quthni, memilih ruang dengan udara terbuka itu penting dalam penerapan protokol pencegahan penularan COVID-19.
"Kalau menggunakan aula, lebih rawan menimbulkan kerumunan. Makanya kami pilih halaman masjid," jelasnya.
Selain itu, peralatan makan dan minum yang dipakai jemaah untuk berbuka takkan menggunakan piring dan gelas kaca. Melainkan menggunakan peralatan plastik sekali pakai.
Dia meminta jemaah tak berebutan karena khawatir tak kebagian. "Sama seperti tahun-tahun lalu, setiap hari kami menyediakan seribu porsi," jaminnya.
Pada akhirnya, Quthni menyitir peringatan dari Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla.
Selama Ramadan 1422 Hijriah, jemaah yang beribadah di masjid harus menaati protokol. Dari mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
"Silakan menunaikan ibadah, tapi anjuran pemerintah terkait prokes juga harus dijalankan," pungkasnya. (gmp/at/fud)
