Pungut Suara Ulang, KPU Berharap Partisipasi Masyarakat Tidak Menurun

- Rabu, 7 April 2021 | 14:21 WIB
Komisioner KPU Kalsel, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, Edy Ariansyah
Komisioner KPU Kalsel, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, Edy Ariansyah

BANJARMASIN - Partisipasi pemilih di pemungutan suara ulang (PSU) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel 9 Juni mendatang, menjadi tantangan. Berkaca dari hasil pemungutan suara 9 Desember 2020 lalu, angka partisipasi pemilih hanya 66,67 persen.

Bagaimana dengan PSU nanti? Komisioner KPU Kalsel, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, Edy Ariansyah meyakini pemilih di daerah yang menggelar PSU akan datang untuk menyalurkan suara. “Tentu ini harapan kami. Kami optimis angka partisipasi pemilih akan tinggi,” ucapnya.

Dia sangat berharap, masyarakat yang memiliki hak pilih berdasarkan DPT, DPTb dan DPPh pada pemungutan suara tahun lalu yang tercakup dalam wilayah PSU, berpartisipasi menggunakan hak pilih secara demokratis sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia serta jujur dan adil. “Ini tantangan kami. Masyarakat atau pemilih kami harapkan menggunakan hak pilihnya kembali,” tutur Edy.

Seperti diketahui, PSU 9 Juni mendatang terdapat 827 TPS yang tersebar di 7 kecamatan. Tujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Banjarmasin Selatan (Kota Banjarmasin), Kecamatan Sambung Makmur, Kecamatan Aluh-Aluh, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Astambul (Kabupaten Banjar) dan Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. Khusus di Binuang, hanya ada 24 TPS. Paling banyak ada di Kabupaten Banjar sebanyak 502 TPS, disusul Kota Banjarmasin (Banjarmasin Selatan) sebanyak 301 TPS.

Sebagai gambaran, partisipasi pemilih di Banjarmasin Selatan pada pemungutan suara Pilgub Kalsel sebelumnya, hanya sebesar 57,25 persen dari jumlah DPT 107.782 dan DPTb sebanyak 753 pemilih. “Besok kami mulai running melakukan sosialisasi,” janjinya.

Pandemi Covid-19 tentu menjadi tantangan lain KPU. Pada pemungutan suara sebelumnya banyak yang takut tertular dan tak sedikit pemilih yang enggan keluar rumah. “Ini salah satu faktor. Makanya kami terus sosialisasikan penerapan protokol kesehatan ketat saat pemungutan suara agar pemilih tak takut berhadir,” tambahnya.

Bagaimana dengan tanggapan warga di Banjarmasin Selatan? Menariknya tanggapan berbeda disampaikan mereka. Ada yang antusias, ada pula yang sebaliknya. Contohnya Wira, warga Kelurahan Pekauman Banjarmasin Selatan ini mengaku PSU membuat masyarakat repot kembali.

Dia menilai, meski demi demokrasi namun dengan diulangnya pemungutan suara, rakyat yang notabene tak terlibat langsung dengan kepentingan, malah terbawa-bawa. “Apalagi ada yang sampai ricuh baku pukul,” sesalnya.

Pekerja swasta ini mengaku belum kepikiran apakah akan menggunakan hak pilihnya lagi saat PSU nanti. “Penularan Covid-19 lagi tinggi-tingginya. Saya takut juga. Lihat nanti, kalau hati enak dan nyaman bisa saja datang ke TPS,” tuturnya.

Berbeda dengan Mahrita, perempuan asal Murung Raya, Kecamatan Banjarmasin Selatan ini begitu antusias dengan PSU. Meski menutupi siapa yang dipilihnya nanti, dia mengaku sudah memiliki pilihan dan tetap sama dengan pemilhan sebelumnya. “Tak apa PSU, asal masyarakat kecil seperti kami tetap nyaman berusaha. Yang penting aman dan kondusif,” ujarnya. (mof/ran/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X