BANJARMASIN - Sejak dimulai 5 April lalu, Ujian Sekolah (US) jenjang SD di Banjarmasin mendapat satu catatan penting.
Kabid Bina SD di Dinas Pendidikan Banjarmasin, Nuryadi menyebutkan, masih ada sekitar 15 persen siswa yang mengikuti ujian secara daring.
Alasannya karena tak mendapatkan izin dari orang tua. Terjadi tak hanya di sekolah negeri, tapi juga swasta.
Tak masalah karena kekhawatiran orang tua bisa dimaklumi. Dan pemko tak punya hak untuk memaksa.
"Di swasta ada, di negeri juga ada. Di setiap sekolah, ada satu dua orang siswa yang memilih ujian daring," bebernya kemarin (7/4).
Bagi Disdik, ini menjadi awalan yang baik dalam menyongsong kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi, Juli mendatang.
Sesuai instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, pembukaan sekolah serentak akan dimulai pada tahun ajaran baru nanti. Alasannya, pendidikan Indonesia sudah tertinggal jauh dari negara-negara Asia lainnya.
Namun, Nuryadi menjamin, Disdik tetap akan meminta izin dari wali kota dan satgas setempat.
"Tetap menunggu instruksi pimpinan. Kalau soal kesiapan prokes dan sarana, sudah 100 persen dipenuhi pihak sekolah," klaimnya.
Dia juga meminta orang tua atau wali murid membantu sekolah. Caranya, dengan menjemput anaknya tepat waktu. Karena sepulang sekolah, jika masih menunggu jemputan, mereka akan berkerumun.
Ini menjadi rawan dalam penularan virus. "Harus ada kerja sama antara sekolah dan orang tua untuk mencegah kerumunan siswa," tegasnya. (war/fud/ema)
