Terpuruk dari 2020, Bisnis Hotel Masih Sulit Bangkit

- Kamis, 8 April 2021 | 13:40 WIB

BANJARBARU - Setelah terpuruk pada 2020 lantaran pandemi Covid-19, hingga kini bisnis perhotelan di Banua masih sulit bangkit. Okupansi pun tetap jauh dari normal.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis, tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Februari 2021 hanya 38,01 persen. Angka ini turun 5,29 poin dibandingkan Januari 2021 yang saat itu 43,30 persen.

Apabila dibandingkan dengan TPK pada periode yang sama tahun sebelumnya: Februari 2020, juga terjadi penurunan. Yakni, sebesar 10,34 poin. Dari 48,35 persen menjadi 38,01 persen.

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan berdasarkan klasifikasinya, pada Februari 2021, TPK tertinggi dicapai oleh kelompok hotel bintang 3: sebesar 44,07 persen. "Sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 1 sebesar 13,60 persen," katanya.

Jika dibandingkan bulan sebelumnya, dia mengungkapkan, klasifikasi hotel bintang 3 mengalami penurunan sebesar 3,25 poin. "Sedangkan klasifikasi hotel bintang 4 turun sebesar 4,53 poin, klasifikasi hotel bintang 1 turun 5,50 poin, dan klasifikasi bintang 2 turun 17,27 poin," ungkapnya.

Sementara untuk rata-rata lama menginap (RTLM) tamu asing dan dalam negeri pada Februari 2021 sebesar 1,44 malam. Mengalami penurunan 0,18 malam jika dibandingkan Januari 2021.

"Dilihat dari klasifikasi hotel, RTLM tertinggi terjadi pada hotel berbintang 4 selama 1,49 malam, dan terendah terjadi pada hotel berbintang 1 selama 1,18 malam," bebernya.

Apabila dilihat dari jenis tamu yang menginap, rata-rata lama menginap tamu asing di hotel berbintang pada Februari 2021 lebih tinggi dibanding tamu dalam negeri. "Masing-masing selama 1,84 malam untuk tamu asing dan 1,43 malam untuk tamu dalam negeri," paparnya.

Secara terpisah, Sekretaris Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Selatan, Fahmi membenarkan jika bisnis hotel di Banua belum normal.

Apalagi pada Ramadan nanti, dia memprediksi okupansi hotel kemungkinan turun lagi hingga 30 persen. "Karena pemerintahan banyak tidak melakukan pertemuan. Sedangkan bisnis biasanya berjalan dipertengahan bulan puasa," paparnya.

Lalu bagaimana dengan adanya larangan mudik? Menurutnya, kebijakan ini tidak mempengaruhi okupansi hotel. Sebab, hunian hotel kebanyakan diisi oleh tamu yang punya bisnis di Kalsel dan tamu pemerintahan.

General Manager Hotel Roditha Banjarbaru ini berharap, bisnis perhotelan bisa kembali bergairah seperti sebelum ada pandemi. Sehingga para pengusaha hotel bisa mendapatkan profit. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X