Tantangan Guru Profesional di Abad 21

- Jumat, 9 April 2021 | 11:50 WIB
Penulis: Radiyah Wati S.Pd
Penulis: Radiyah Wati S.Pd

Bila mendengar kata guru, terbayanglah oleh kita sosok yang berwibawa, santun, ramah, dipenuhi dengan jiwa yang sabar. Di tangannya membawa penuh tumpukan buku, kesehariannya ditemani oleh penggaris kayu panjang, kapur tulis dan penghapus kapuk yang berdebu. Itu sih gambaran guru masa lalu. Bahkan sampai ada lagu yang cukup hits saat itu yaitu lagu Oemar Bakri. Betapa sedih terdengar lagu yang menceritakan tentang guru saat itu. Yang katanya empat puluh tahun mengabdi, jujur namun makan hati. Dan itu tetap cerita dulu.

========================
Oleh: Radiyah Wati S.Pd
Guru
Penulis Buku ISBN Era Baru Pendidikan Barito Kuala Tahun 2020
========================

Kalau sekarang sih no, no, no. Sudah tidak zaman. Tidak begitu ceritanya. Tidak begitu sedihnya. Tidak begitu masalahnya. Sekarang guru sudah keren-keren. Sudah diakui keprofesiannya. Sudah tidak makan hati lagi. Tentunya karena sebagian besar guru juga sudah hidup mapan.

Namun dengan berjalannya waktu, seiring dengan perkembangan zaman, dan dengan perhatian besar pemerintah terhadap guru maka tantangannya semakin besar ke depannya. Guru merupakan suatu profesi yang sudah diakui oleh dunia. Karena suatu profesi, berarti guru itu juga harus profesional. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Permen nomor 17 tahun 2007 tentang kualifikasi dan standar kompetensi guru menyebutkan bahwa syarat-syarat guru profesional adalah memiliki kompetensi. Mulai dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

Sekarang ini kita memasuki abad 21. Masa teknologi berkembang dengan pesat, dan juga bertepatan dengan revolusi industri 4.0. Artinya kehidupan manusia pada masa ini mengalami perubahan-perubahan fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Abad yang meminta kualitas dalam usaha dan hasil kerja manusia.

Guru profesional abad 21 mampu menjadi pembelajar sepanjang karir untuk peningkatan keefektifan proses pembelajaran siswa seiring dengan perkembangan lingkungan, mampu bekerja dengan, belajar dari, dan mengajar rekan sejawat sebagai upaya menghadapi berbagai tantangan yang ada di dunia pendidikan.

Lalu siapakah guru profesional abad 21 itu? Apakah guru yang selalu tidak ketinggalan episode-episode drakor yang romantis dan melankolis? Atau apakah guru yang selalu menekan keyboard Androidnya untuk berpacu dalam game-game seru? Ataukah guru yang selalu tidak lupa update status medsosnya untuk berswafoto ria? Atau juga guru yang selalu modis mengikuti style sesuai dengan perkembangan zaman? Tentu bukan itu yang dimaksud dengan guru profesional abad 21.

Karena kita adalah seorang guru yang bertugas untuk mendidik, dan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka untuk menjadi guru profesional abad 21 harus memiliki beberapa kriteria.

Pertama, life-long learner. Artinya guru adalah pembelajar seumur hidup. Tidak ada alasan guru untuk berhenti belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuannya. Tidak ada lagi terdengar alasan bahwa belajar saya cukup sampai di sini saja, karena saya sudah lama menjalankan tugas sebagai guru.

Kriteria kedua, kreatif dan inovatif. Guru mampu merancang dan menyusun ide-ide yang perlu diciptakan untuk mendukung proses pembelajaran untuk menciptakan siswa kreatif pula. Guru sangat perlu untuk membuat media-media pembelajaran yang menarik, guru sangat perlu untuk membuat membuat penelitian-penelitian berkaitan dengan masalah-masalah yang ada di kelasnya. Guru juga sangat diharapkan untuk melakukan pengembangan diri demi menunjang tugas dan kewajibannya sebagai pendidik.

Kriteria ketiga, mengoptimalkan teknologi. Karena berada pada masa perkembangan teknologi yang sangat pesat maka guru wajib menguasai teknologi digital untuk mempermudah proses pembelajaran, mempermudah penyampaian informasi kepada siswa, dan untuk menghindari gagap teknologi pada guru.

Kriteria keempat, reflektif. Guru mampu menganalisis penilaian hasil belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Penilaian bukan hanya dilakukan untuk mengisi daftar nilai siswa. Namun hasil belajar tersebut akan diolah kembali untuk umpan balik pembelajaran selanjutnya.

Kriteria kelima, kolaboratif. Pada pembelajaran abad 21 guru dapat berkolaborasi dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Pada abad ini, antara guru dan siswa terasa tidak begitu ada jarak yang terlalu jauh. Terkadang antara guru dan siswa terlihat seperti bersahabat saling bertukar pendapat. Di samping dengan siswa, guru juga dapat berkolaborasi dengan orang tua siswa untuk memantau perkembangan anak.

Lalu,sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menjadi guru profesional abad 21? Atau apakah Anda sudah merasa berada di zona kriteria guru profesional abad 21? Betapa kerennya kita jika sudah memilik kriteria itu. Jadilah guru profesional yang dapat melahirkan insan-insan cerdas, berakhlak mulia, dan tetap memiliki jati diri yang siap menghadapi arus globalisasi secara berimbang.(*)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X