Hadapi Bahaya Pohon Tumbang, Hanya Mengandalkan Pengamatan Kasat Mata

- Sabtu, 10 April 2021 | 12:02 WIB
TUMBANG: Jalan Pierre Tendean menjelang azan magrib, Kamis (8/4). Seorang kakek menerobos jalan yang terhalang pohon dan tiang lampu. | FOTO: GUSTI RAHA/RADAR BANJARMASIN
TUMBANG: Jalan Pierre Tendean menjelang azan magrib, Kamis (8/4). Seorang kakek menerobos jalan yang terhalang pohon dan tiang lampu. | FOTO: GUSTI RAHA/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Masyarakat wajib waspada. Sewaktu-waktu, cuaca murung bisa berubah beringas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperingatkan, hujan disertai petir dan angin kencang masih akan mendera Banjarmasin. Bahkan diprediksi sampai Juni mendatang.

Kamis (8/4) sore, ada sembilan pohon besar tumbang. Tersebar di Jalan Pramuka, Pierre Tendean, Keramat Raya, Belitung Darat, Banjar Indah, Kelayan A, Kompleks A Yani II dan Jalan Jafri Zamzam.

"Kawasan Kuin Utara juga kena," kata anggota Rescue BPBD Banjarmasin, Andy Putera, (9/4).

Syukur tak ada warga yang tertimpa. Tapi cukup berdampak karena mengenai kabel bertegangan tinggi milik PLN. Hingga sempat terjadi pemadaman listrik selama berjam-jam.

"Mungkin imbas siklon tropis Seroja. Seperti yang menimpa NTT," tambahnya.

Itu baru pohon tumbang di jalan raya yang terpantau. Belum ditambah rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan ringan.

Perlu ditekankan, peristiwa pohon tumbang kian sering terjadi sejak awal tahun 2021.

"Jumlahnya sudah puluhan batang. Kawasan yang rawan di Kecamatan Banjarmasin Tengah dan Utara," sebut Putera.

BPBD pun cukup kewalahan. "Kami juga akan menambah mesin pemotong. Membeli lima unit lagi. Karena tiga unit yang ada tak cukup," pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Mukhyar mengatakan, pemantauan dan pemangkasan pohon tua sudah menjadi program rutin.

Tapi diakuinya ada keterbatasan sumber daya. Maka antar kawasan harus digilir. "Misalkan hari ini giliran Jalan Ahmad Yani. Lalu besok ke Jalan Gatot Subroto," ujarnya.

Soal pengecekan pohon-pohon yang rawan tumbang, DLH tak memiliki alat untuk mengukur kekuatan cengkeraman akar ke tanah.

Jadi, hanya sebatas mengandalkan pengamatan kasat mata petugas di lapangan. "Maklum, tanah di sini kan rata-rata rawa," jelasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X