8 Orang Jaga Ratusan Hektare Hutan, Dishut Kewalahan Awasi Penebangan Liar di Kalsel

- Rabu, 14 April 2021 | 13:14 WIB
HASIL TANGKAPAN: Petugas saat menangkap kayu hasil pembalakan liar di hutan Kalsel beberapa waktu lalu. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
HASIL TANGKAPAN: Petugas saat menangkap kayu hasil pembalakan liar di hutan Kalsel beberapa waktu lalu. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

Meski giat patroli terus diperkuat oleh Dinas Kehutanan Kalsel, namun aktivitas penebangan liar di Banua tetap sulit diberantas. Faktornya ternyata karena jumlah personel yang tidak sebanding dengan luasan hutan yang dijaga.

----

Kepala Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (PKSDAE) Dishut Kalsel, Pantja Satata mengatakan, setiap wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Kalsel luasnya mencapai ratusan hektare. Sementara personel KPH rata-rata cuma 8 orang.

"Satu orang mengawasi 10 hektare saja pusing, apalagi ratusan ribu hektare hanya dijaga delapan orang," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, agar bisa maksimal menjaga hutan personel KPH di Kalsel masih perlu ditambah. Disesuaikan jumlah luasan kawasan. "Setiap KPH paling tidak punya 30 personel," ungkapnya.

Selain kekurangan tenaga, Pantja menuturkan, personel KPH di Banua juga usianya banyak yang sudah lanjut. "Usianya ada yang di atas 50 tahun, hampir purna tugas. Jadi tidak bisa maksimal lagi mengawasi hutan," tuturnya.

Perekrutan Polhut (polisi hutan) sendiri kata dia menjadi kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sehingga daerah hanya menerima berapa kuota yang diserahkan pusat.

"Tahun lalu kita cuma dapat 13 orang hasil seleksi di pusat. Sayangnya, dari jumlah itu hanya 5 yang laki-laki. Sisanya perempuan. Jadi tidak semuanya bisa untuk mengawasi hutan," ujar Panjta.

Lanjutnya, Pemprov Kalsel akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat supaya mendapatkan tambahan personel polhut. "Tapi, walaupun tidak ada penambahan kita tetap memaksimalkan personel yang ada. Kita tidak boleh mengeluh," tegasnya.

Hal senada disampaikan, Kepala Seksi Pengamanan Hutan Dishut Kalsel, Haris Setiawan. Dia menegaskan, meski personel kurang pihaknya tetap berupaya mengamankan kawasan hutan. "Kami akan upayakan lebih intensif dan semoga upaya tersebut mampu mencegah dan mengurangi illegal logging," tuturnya.

Melalui perketatan patroli, dia menyebut, petugas berulang kali menemukan tumpukan kayu yang diduga dari aktivitas illegal logging. Namun, tidak menemukan pelakunya.

Haris mengungkapkan, selama ini pihaknya memang kesulitan mengungkap pelaku penebangan liar. Karena setiap kali ada temuan kayu, petugas tidak menemukan pemiliknya. "Dugaan saat kita akan bergerak, sudah diketahui," ungkapnya.

Padahal, kata dia, illegal logging masih marak di Kalsel. Seperti di KPH Hulu Sungai, Tabalong, Banjar, Tanah laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. "Selama ini semua wilayah yang ada kawasan hutannya rata-rata memang rentan pelanggaran dan masih terjadi illegal logging," katanya.

Disampaikannya, Dishut Kalsel melalui KPH dan TKPH sendiri selama ini selalu melakukan patroli untuk mencegah dan mengurangi penebangan liar. Namun, keterbatasan personel menyisakan celah bagi oknum untuk beroperasi.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X