Eks Tambang jadi Mitigasi Banjir, Kuncinya Ada di Topografi

- Jumat, 16 April 2021 | 15:36 WIB
BEKAS GALIAN TAMBANG: Seorang pengunjung Danau Caramin berswafoto dengan latar belakang lanskap danau ketika sebelum pandemi lalu. Danau Caramin salah satu danau yang direncanakan diharapkan Pemko bisa jadi embung penampung limpasan air dalam upaya mitigasi banjir jangka panjang. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
BEKAS GALIAN TAMBANG: Seorang pengunjung Danau Caramin berswafoto dengan latar belakang lanskap danau ketika sebelum pandemi lalu. Danau Caramin salah satu danau yang direncanakan diharapkan Pemko bisa jadi embung penampung limpasan air dalam upaya mitigasi banjir jangka panjang. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Rencana pemanfaatan galian eks tambang PT Galuh Cempaka untuk upaya mitigasi banjir di Banjarbaru masih terus dikaji. Diproyeksikan, tahun 2021 sudah ada perencanaan yang matang soal wacana ini.

Umumnya, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin menginginkan agar danau eks galian seperti Danau Seran, Caramin dan Galuh Cempaka dimanfaatkan untuk embung air.

Untuk lebih memaksimalkan fungsi mereduksi limpasan airnya. Ketiga danau ini diminta saling dikoneksikan dan dibuat kanal-kanal penghubung. Termasuk bisa terhubung dengan aliran sungai yang kerap meluber ke pemukiman seperti Sungai Kuranji di Cempaka.

Dari sisi perencanaan, Kepala Bidang Fisik Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banjarbaru, Erwin menyebut rencana ini pada dasarnya baru bisa direncanakan secara pasti di anggaran perubahan nanti.

"Karena ini sudah masuk anggaran yang berjalan maka tentu nanti dibahasnya di perubahan. Kita menarget tahun ini bisa selesai perencanaan dan diharapkan di tahun 2022 sudah mulai berjalan," kata Erwin.

Melihat konsep dan rencana yang diinisiasi oleh Wali Kota. Hal itu terang Erwin tergolong logis dilakukan. Terlebih keberadaan fisik embungnya katanya sudah ada dan tinggal ditingkatkan.

"Ini bisa dikatakan jauh lebih efektif, soalnya kita tak perlu membuat embung dan membebaskan lahan lagi. Tinggal bagaimana mengaturnya dan merencanakannya hingga tahapan kanalisasi dan pintu airnya," katanya.

Meski rencana embung yang merupakan pemanfaatan eks danau tambang sudah eksisting. Namun salah satu fokus perencanaan yang akan dikaji kata Erwin adalah ihwal pembuatan handil atau kanal-kanal penghubungnya.

Pembuatan kanal-kanal atau handil inilah sebut Erwin yang harus dikaji dan dilakukan survei yang komprehensif. Termasuk kuncinya sebutnya adalah bagaimana kondisi kontur atau topografi di kawasan yang akan digarap.

"Kalau kita lihat secara awal, memang seyogiyanya kondisi topografinya mendukung saja dengan asumsi mengikuti sifat alamiah air, yakni mengalir dari atas ke bawah. Tapi dalam perencanaannya kita harus lihat langsung juga, dimana nanti ada kendala-kendalanya," katanya.

Kanalisasi ini kata Erwin masih realistis dilakukan. Walaupun diakuinya bahwa untuk menghubungkan ke aliran-aliran sungai jaraknya cukup jauh. Apalagi membuat ketiga danau eks tambang ini sebagai sentra penangkap limpasan air.

"Ini juga nanti ditentukan bagaimana skema pembiayaannya, karena jika dilihat dengan rencana yang ini cukup besar biayanya. Apakah nanti ada dana sharing dari swasta dan pusat atau bagaimana kita belum bisa pastikan," pungkasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X