RS Tunggak Pembayaran Darah, PMI Terancam Bangkrut

- Sabtu, 17 April 2021 | 12:10 WIB
DONOR PLASMA: Kepala UDD PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit (tengah) saat berbincang dengan pendonor darah plasma konvaselen. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
DONOR PLASMA: Kepala UDD PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit (tengah) saat berbincang dengan pendonor darah plasma konvaselen. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarmasin dilanda masalah keuangan. Penyebabnya, pembayaran sejumlah rumah sakit yang macet.

Kepala UDD PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit mengatakan, kalau begini terus, mereka terancam bangkrut. Diingatkannya, pengambilan darah memerlukan ongkos yang tak sedikit. Dari pembelian kantong darah, pendeteksian penyakit, pengolahan darah hingga honor petugas.

"Keuangan kami sangat terganggu akibat menunggaknya pembayaran pengambilan kantong darah dari beberapa rumah sakit," keluhnya  (16/4).

Sebenarnya, tanda-tanda masalah sudah muncul sejak setahun yang lewat. Persis saat pandemi melanda. Tapi tunggakan pembayaran satu dua bulan itu masih bisa ditoleransi. Belakangan, membengkak menjadi empat bulan lebih.

Penagihan sudah diupayakan, tapi tak ada yang memberikan jawaban pasti. Bahkan ada yang meminta kelonggaran sampai September, hampir mendekati akhir tahun.

Ditanya rumah sakit mana saja, Rama enggan menyebut nama. "Pastinya nilainya miliaran rupiah. Kemarin ada yang membayar, tapi belum lunas. Tersisa satu miliar lebih yang belum dibayar agar produksi darah bisa kembali normal," jelasnya.

Efek berantai, pembayaran dari PMI kepada vendor kantong darah pun terganggu. Dia berharap lekas ada solusi.

Diingatkannya, dalam sebulan, minimal PMI menyediakan 3.000 kantong darah. "Apalagi sekarang kami juga memproduksi plasma darah konvaselen untuk pasien covid," tutupnya. (gmp/fud/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X