Banjir Order Bakul Sampai Kehabisan Bahan Baku

- Sabtu, 17 April 2021 | 12:39 WIB
REJEKI BAKUL: Tri Fatimah bersama bakul Purun danau yang saat ini laris manis dipesan untuk wadah parsel atau sembako. | Foto : Tri Fatimah for Radar Banjarmasin.
REJEKI BAKUL: Tri Fatimah bersama bakul Purun danau yang saat ini laris manis dipesan untuk wadah parsel atau sembako. | Foto : Tri Fatimah for Radar Banjarmasin.

Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin Purun Danau di Desa Lepasan. Banjir order bakul purun hingga kehabisan bahan baku purun.

---

Bulan Ramadan bulan penuh berkah. Baik bagi pedagang pakaian, makanan, hingga pengrajin purun. Ya pengrajin purun. Purun danau yang dianyam menjadi bakul, laris manis selama bulan Ramadan. Dijadikan wadah untuk parcel atau sembako. Tri Fatimah salah satunya yang kebanjiran orderan bakul.

Pengrajin purun danau asal Desa Lepasan ini seperti dapat 'durian runtuh'. Pesanan bakul meningkatkan drastis. Sudah tercatat ada ratusan pesanan. "Ada yang pesan hingga 500 buah bakul," ujar Tri Fatimah kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Pesan itu menurut Tri sangat meningkat. Bahkan dirinya kewalahan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Bukan karena lambatnya menganyam. Tapi karena bahan baku yang sedikit susah didapatkan. Warga yang biasanya mencari purun danau, sedang mengerjakan hal lain. Lebih memilih menyelesaikan ladang pertaniannya terlebih dahulu. "Yang cari purun masih bertanam padi," ujarnya.

Untuk bahan baku purun danau yang sudah kering, Tri membelinya dengan harga sekitar Rp25-30 ribu per gulungan. Yang besarnya sekitar 30 cm. Yang biasanya didapatkan dari petani di desa sekitar seperti Desa Sungai Lirik, Batik, Banua Hanyar, hingga Ulu Benteng. "Biasanya yang kita gunakan purun danau yang kecil. Hasil anyaman lebih sempurna," ungkapnya.

Untuk memenuhi bahan baku ditengah kekosongan, Tri mengaku mengerahkan tenaga seluruh keluarganya. Bersama ibunya dia mencari sendiri purun danau. "Biasanya beli, kali ini terpaksa mencabut sendiri purun danau," ungkapnya.

Tri mengungkapkan, saat ini dirinya baru menyelesaikan satu pesan. Jumlahnya juga lumayan. 100 bakul purun ukuran besar. Dimana satu bakul purun ukuran besar tanpa motif, dibandrol seharga Rp6 ribu. Sedangkan untuk bakul purun warna atau motif, di bandrol Rp15-20 ribu. "Untuk saat ini paling banyak orderan bakul purun biasa," ungkapnya.

Sarjana matematika ini mengungkapkan sebelum bulan Ramadan, bakul purun besar biasa (tanpa motif) kurang banyak di pesan. Bakul kecil motif paling paling banyak diminati. Terutama oleh SKPD yang ada di lingkup Pemkab Batola. Biasanya dijadikan tas untuk pelatihan peserta. Entah itu seminar ataupun kegiatan lainnya.

Untuk keahlian menganyam, Bu guru di Madrasah Aliyah Darussalam Barambai ini mengaku memperolehnya dari sang Nenek. Dimana dirinya sudah ahli menganyam sejak duduk di bangku sekolah dasar. "Benar benar menggeluti usaha ini sejak tahun 2019," ujar wanita yang juga merupakan atlet dayung itu sembari mengatakan pernah meraih Juara 1 pada lomba membuat topi purun kreasi di Taman Budaya.

Untuk menganyam purun danau, keahlian Tri tidak bisa diragukan lagi. Wanita murah senyum ini sudah menjadi instruktur pelatihan menganyam purun danau di Batola. "Beberapa hari yang lalu saya memberi pelatihan menganyam di Desa Sawahan," ceritanya.

Terakhir Tri mengungkapkan, selain membuat bakul biasa, motif. Dirinya juga bisa membuat bakul motif khusus. Bisa dengan motif tulisan atau kata apapun. "Untuk motif huruf, A-Z bisa di buat," ujarnya sembari mengatakan dirinya juga membuat kotak pensil, tisu, topi, tas, hingga kotak sasirangan dari anyaman purun danau. (bar/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X