BANJARMASIN - Jalan Gubernur Syarkawi sudah dibuka, Jembatan Alalak I juga dibuka. Tapi hanya kendaraan penumpang yang boleh melintas, itu pun tak dibuka selama 24 jam.
Meski kemacetan di batas kota telah terurai, bukan berarti distribusi tabung gas elpiji, baik yang subsidi maupun non subsidi menjadi lancar.
Bahkan, Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana) Kalsel, H Saibani takkan kaget jika harga gas di pasaran kembali bergejolak.
"Kami khawatir harga eceran di pasaran melambung. Apalagi sedang bulan puasa, sangat dibutuhkan masyarakat," ujarnya kemarin (18/4).
Stok di Depo Jembatan Barito berjumlah 3 ribu metrik ton. Ditambah jatah Ramadan sebanyak 720 metrik ton. Artinya sedang melimpah. Persoalannya, distribusi yang masih tersendat-sendat.
Disebutkannya, ada dua jalur andalan. Yakni Jalan Gubernur Syarkawi untuk penyaluran ke SPBE di Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Lalu Jalan Sungai Gampa untuk distribusi ke sebagian kabupaten di Kalteng.
Kedua akses itulah yang babak belur selama banjir kemarin. Memakai LCT bisa menjadi solusi alternatif. Tapi tak maksimal, karena waktu tempuh dan efisiensi pengangkutan.
Dia berharap kepada pemerintah daerah bisa memberikan jalan keluar. "Harapan kami, lekas perbaiki akses jalan, sehingga penyaluran LPG kembali lancar. Karena kalau terjadi kelangkaan, yang didemo kami juga," tutupnya. (gmp/fud/ema)