Semakin Pembatasan, Kok Kasus Makin Melonjak, Pakar: Apa Ada yang Salah?

- Senin, 19 April 2021 | 14:27 WIB
SWAB: Seorang pengunjung kafe di Banjarbaru di-swab di tempat. Sejak pembatasan Januari lalu, kasus Covid-19 di Kalsel justru melonjak tajam. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
SWAB: Seorang pengunjung kafe di Banjarbaru di-swab di tempat. Sejak pembatasan Januari lalu, kasus Covid-19 di Kalsel justru melonjak tajam. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Sampai Sabtu (17/4) tadi, angka kasus Covid-19 di Kalsel terus meroket. Penambahan kasus di hari itu sebanyak 156 orang dan menjadikan total kasus di Kalsel mencapai 31.407 orang. 

Dari catatan Anggota Tim Ahli Satgas Covid-19 Kalsel Hidayatullah Muttaqin, sepanjang 15 hari pertama bulan April, penduduk Kalsel yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah sebanyak 3.214 orang. Jumlah ini lebih besar 541 kasus jika dibandingkan dengan situasi pada 1-15 Maret sebelumnya. “Kecepatan kasus di Kalsel semakin tinggi, ini harus menjadi perhatian warga,” ujarnya mewanti-wanti.

Paruh pertama bulan April ini tidak menunjukkan penurunan penularan. Bahkan kecepatan penularan semakin kencang dengan dibuktikan terjadi sebanyak 210 kasus positif per hari. Kasus ini, lebih tinggi dibandingkan kecepatan bulan Maret dengan laju sebesar 195 kasus per hari.

Memasuki bulan Ramadan yang tingginya aktivitas ibadah di tempat ibadah, dia juga mengingatkan perlu kewaspadan tinggi bagi masyarakat. Menurutnya, dimana ada sekelompok orang atau masyarakat berkumpul, di situ ada potensi penularan. “Jangan lalai dalam menerapkan protokol kesehatan yang dapat memicu pemaparan virus Corona terhadap jemaah dalam jumlah masif. Sangat rawan,” pesannya.

Menghindari penularan, takmir masjid sebutnya, perlu memastikan seluruh jemaah mengenakan masker, jika ada yang tidak membawa harus disediakan masker gratis. “Harus tegas, jamaah dapat dilarang masuk jika tidak mau mengenakan masker,” ucapnya.

Masih rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat di Kalsel dalam menerapkan prokes, ditambah pola sikap tidak percaya dengan Covid-19, termasuk rasa bosan karena kelamaan pandemi, menjadi faktor yang dapat mendorong pengabaian protokol kesehatan dalam melaksanaan ibadah Ramadan. “Faktor seperti ini yang menjadi kasus penularan meroket,” terangnya.

Hidayat menambahkan, setelah mengalami situasi paling berat pada bulan Maret lalu sepanjang pandemi. Namun kondisi pada bulan April dia memperkirakan, potensinya lebih buruk dari Maret. Alasannya, pertama laju pertumbuhan kasus 15 hari pertama April ini adalah paling tinggi. Ada sebanyak 3.214 kasus positif. “Kedua masih adanya pengabaian masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam menjalankan kegiatan ibadah di bulan Ramadan yang dapat memicu penularan secara masif,” ujarnya menganalisa. 

Lebih jauh dia memaparkan, rentetan ledakan kasus Covid-19 di Kalsel, dari Januari hingga April, mendorong jumlah kasus kumulatif duakali lipat, dari 15.300 kasus pada 31 Desember 2020 menjadi 31.098 kasus pada 15 April 2021. Dari tambahan 15.798 kasus sepanjang awal tahun hingga 15 April, Banjarmasin adalah daerah yang paling besar ledakannya. Yaitu 4.312 kasus atau 27 persen dari jumlah kasus provinsi.

Pada 1-15 April, jumlah kasus baru Banjarmasin juga yang paling besar dengan proporsi 31% dari kasus provinsi. Daerah yang berdekatan dengan Banjarmasin juga mengalami pertumbuhan kasus yang tinggi. Dia juga mempertanyakan, efektifitas pelaksanaan PPKM dan PPKM Mikro saat ini.

“Sejak dilaksanakannya PPKM pada pertengahan Januari lalu, dan kemudian dilanjutkan dengan PPKM Mikro, perkembangan kasus pandemi Covid-19 di Kalsel justru semakin melonjak tajam. Apa ada yang salah,” tutupnya. 

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalsel, M Muslim menyampaikan, meski tak ada larangan menyelenggarakan salat tarawih berjemaah di masjid. Akan tetapi, masyarakat diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak membawa anak kecil salat tarawih.

“Dianjurkan kepada masyarakat yang melaksanakan salat tarawih berjemaah di masjid, agar tidak membawa anak-anak. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 pada anak-anak,” katanya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X