Ingin Berangkatkan Anggota Umrah dengan Menabung

- Selasa, 20 April 2021 | 15:29 WIB
PEMANDIAN: Bilik khusus untuk memandikan dan mengafani jenazah di Masjid Al Abrar. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANjARMASIN
PEMANDIAN: Bilik khusus untuk memandikan dan mengafani jenazah di Masjid Al Abrar. | FOTO: SALAHUDIN/RADAR BANjARMASIN

Dengan 15 ribuan anggota, syarikat kematian majelis zikir wat ta’lim Masjid Al Abrar juga memiliki sejumlah aset, mulai dari 10 unit mobil, ada bus, ambulan sampai pikap. Sebidang tanah sekitar seluas 900 x 10 meter untuk lahan parkir.

-- Oleh: SALAHUDIN, Kandangan --

Mobil-mobil tersebut, ujar Ketua Umum Pengurus Masjid Al Abrar H Yuseri Fauzi, sebelum pandemi digunakan untuk menjemput jemaah fardu kifayah saat ada anggota meninggal dunia.

Adapun hak anggota jika meninggal dunia, akan mendapatkan santunan berupa satu paket perkakas kematian, dijamin penggali kubur dan tabala, pemandian mayit, imam kifayah, talqin mayit, ambulan, patwal dan pelaksanaan salat fardu kifayah yang diikuti anggota pria.

Selanjutnya dibacakan yasin dan tahlil oleh anggota perempuan, dibacakan Alquran satu khatam atau lebih, mendapatkan sertifikat ijazah zikir, mendapatkan batu zikir bagi yang belum, mendapatkan kenang-kenangan dari majelis zikir, salat hadiah seluruh anggota zikir (Selasa malam atau malam Rabu) setelah salat Magrib, uang melayat untuk ahli waris sampai mendapatkan surat akta kematian dari Disdukcapil Kabupaten HSS.

Sedangkan kewajiban sebagai anggota, yaitu berhadir setiap Selasa malam atau malam Rabu, hadir setiap ada kematian (kifayah/tahlil) sampai membayar iuran wajib Rp2 ribu.

“Bagi anggota yang sakit keras ataupun berada jauh di luar Kabupaten mendapat kebijakan dari panitia,” ucap H Yuseri.

Berbagai fasilitas terdapat di Masjid Al Abrar ujar H Yuseri mencontoh di masjid daerah lain. “Kalau di daerah lain ada yang baik, kami tiru untuk dilakukan di Masjid Al Abrar. Tempat pemandian contohnya meniru Masjid Al Jihad Banjarmasin,” katanya.

Sebaliknya, pengelolaan syarikat kematian di Masjid Al Abrar ini sekarang juga sering dijadikan daerah lain untuk studi banding. Tidak hanya dari sekitar banua enam, tapi juga sampai luar Kalsel.

“Ada dari Pagatan, Palangkaraya, Kalteng, sampai Balikpapan, Kaltim pernah melakukan studi banding ke sini. Tapi mereka katanya tidak bisa melakukannya, karena tidak ada relawan,” tuturnya.

Lebih lanjut H Yusri bercerita, masjid ini awalnya hanya musala Sungai Kudung yang dibangun tahun 1878. Kemudian tahun 1911, musala dijadikan masjid Sungai Kudung. Kemudian di tahun 1943 dibangun Masjid Kembar Sungai Kudung. Baru masjid dipindah ke belakang dan diberi nama Masjid Al Abrar Sungai Kudung.

Selanjutnya tahun 1975 dilakukan perbaikan nama menjadi Masjid Al Abrar Gambah Luar, Km 4 Kandangan. Di tahun 2000 kembali dilakukan perluasan masjid, serta tahun 2013 lalu penyempurnaan masjid dengan membuat WC sampai tempat wudhu. “Sekarang lahan masjid sekitar satu hektare,” sebut H Yuseri.

Setelah sukses membentuk syarikat kematian, majelis zikir wat ta’lim, H Yuseri ke depan berkeinginan mengembangkan para anggota supaya dapat berangkat umrah ke tanah suci.

“Rencana mengumrahkan para jemaah. Dengan cara menabung saat pengajian malam Rabu. Menabung semampunya,” sebutnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X