BANJARMASIN - Di tengah siang terik, Selasa (20/4), musibah kebakaran menimpa warga Jalan Pandu I RT 17 Banjarmasin Timur. Api melahap tiga rumah, sebagian bangunan SDN Kebun Bunga 9 juga terbakar.
Saksi mata menuturkan, sebelumnya terdengar dentuman keras. Bunyi itu muncul dari loteng sebuah rumah kosong.
Api kemudian menjalar ke tetangga di kiri dan kanan. Lalu menjilat bangunan sekolah di belakang.
Skala kerusakan, dua rumah warga lantak. Sedangkan gedung SD itu kehilangan kelas I, kelas III dan musala.
"Kalau asal api, saya melihatnya dari rumah kosong itu," kata saksi mata berinisial MR. "Entah apa, tapi ada bunyi keras banget dari sana," tambah perempuan 39 tahun itu.
Saksi lainnya, Endang Hartati semula mengira ada yang membakar petasan. "Dikira petasan, tapi asapnya kok semakin pekat. Saya teriak api-api, warga pada asyik tidur siang," kata perempuan 48 tahun itu.
Setahunya, loteng itu dihuni seorang tukang jahit, namanya Handri. "Saya gedor-gedor pintu rumahnya. Ternyata sedang terlelap. Begitu bangun, ia panik," kisahnya.
Dari semua penjuru, terdengar sirine mobil damkar. Semua relawan mengepungnya dengan selang air.
Tak mudah karena angin kering yang berembus kencang. Kurang lebih, perlu waktu setengah jam sampai api benar-benar takluk.
Anggota Rescue BPBD Banjarmasin, Andy Putera mengatakan, kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Yang terpenting, tidak ada korban jiwa.
Muhammad Arif, salah seorang guru SDN Kebun Bunga 9, tampak tersengal-sengal di lokasi musibah.
"Saya ditelepon warga, katanya sekolah kebakaran. Saya pun langsung bergegas kemari," kata wali kelas III tersebut.
Arif berlari menuju kantor dewan guru untuk mengambil pintu kelas yang terbakar. Mengangkuti barang-barang yang sekiranya masih bisa diselamatkan. Apa daya, tak selembar kertas pun yang bisa diselamatkan.
Pantauan Radar Banjarmasin, selain plafon dan atap sekolah, meja dan kursi kelas juga terbakar. Demikian pula dengan perlengkapan ibadah di musala sekolah.