BANJARMASIN - Pohon di sepanjang median Jalan Ahmad Yani tampak kering kerontang.
Pantauan Minggu (25/4), dedaunan menguning itu terus berguguran. Alhasil, tak lagi rimbun dan meneduhkan seperti tujuan awal penanamannya.
Memang, selama bulan Ramadan ini, Banjarmasin terus didera cuaca panas dan kering. Tanpa hujan sama sekali.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Mukhyar mengatakan, kekeringan itu muncul dari kilometer empat sampai enam.
Dijelaskannya, ketika didera cuaca terik dengan lahan penanaman pohon yang sesempit itu, kekeringan mudah sekali terjadi.
Sekalipun sudah disiram rutin setiap hari. "Akibatnya, proses pembasahannya pun terganggu," jelasnya.
Faktor lain, pemilihan pohon. Diakuinya, jenis angsana memang tak tahan panas. "Pohon itu memang tak terlalu kuat terpapar panas. Tapi kalau pembasahannya cukup, biasanya pulih dengan sendirinya," tambahnya.
Sekarang, armada tangki DLH diminta menyiram lebih lama dan lebih sering. Dari sebelumnya tiga kali sehari menjadi empat kali.
Tujuannya, untuk menghindarkan kekeringan yang berujung pada kematian pohon. "Waktunya seusai sahur, kemudian pagi hari, sore, disusul kemudian malam hari. Jadi dalam sehari bisa empat kali," sebutnya.
Mukhyar yang juga menjabat sebagai Pelaksana harian (Plh) Sekdako Banjarmasin itu, berjanji akan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Karena di jalan protokol tersebut, ada trotoar dan median yang rusak karena bencana banjir besar pada Januari lalu. "Menyikapi kerusakan itu, akan kami koordinasikan," pungkasnya. (war/fud/ema)