BANJARBARU - Di sela kegiatan Safari Ramadan-nya di Kalimantan Selatan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kemarin (25/4) sore berkunjung ke Kantor Pusat Radar Banjarmasin.
Didampingi Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky, Ketua DPD Demokrat Kalsel, Russian, Calon Gubernur Kalsel Denny Indrayana, Calon Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina beserta rombongan lainnya, AHY tiba di Gedung Biru sekitar pukul 16.43 Wita.
Kedatangan mereka disambut Direktur Utama Radar Banjarmasin, Suriansyah Achmad, beserta Pemimpin Redaksi Toto Fachrudin, Manager Iklan M Afifuddin serta Manager Sirkulasi dan Pemasaran Tatas Dwi Utama.
"Terima kasih banyak dan penghargaan setinggi-tingginya Ketum (Demokrat) berkenan singgah di sela kunjungan di Kalsel," ucap Suriansyah saat mereka sudah duduk di ruang tamu di Gedung Biru Radar Banjarmasin.
Menurutnya, Radar Banjarmasin punya ikatan emosional dengan AHY yang merupakan anak kandung Susilo Bambang Yudhoyono. Sebab, surat kabar harian di Kalsel dengan tagline paling paham soal Banua ini bagian dari grup Jawa Pos.
"Pimpinan Jawa Pos, Dahlan Iskan pernah membantu Bapak Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Jadi, secara hubungan emosional senang sekali (kami) bisa dikunjungi," ujarnya.
Saat itu, pada 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan memang diangkat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden RI.
Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku senang bisa berkenalan dengan jajaran Radar Banjarmasin. "Mudah-mudahan, Radar Banjarmasin yang merupakan bagian dari keluarga Jawa Pos senantiasa menjunjung tinggi prinsip jurnalistik, menjaga netralitas dan independen," ujarnya.
Dia juga berharap, Radar Banjarmasin turut bekerja sama menjaga demokrasi, serta menjadi corong informasi yang mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Kalsel.
Sebab, AHY menyebut berdasarkan riset sejumlah lembaga, termasuk Lembaga Transparansi Internasional, ada penurunan indeks demokrasi di Indonesia.
"Ini sangat disayangkan. Mungkin juga terjadi dengan negara lain, tapi jangan sampai atas nama emergency Covid-19, kemudian pelan tapi tak terasa tiba-tiba terjadi perubahan kehidupan demokrasi di Indonesia," bebernya.
AHY juga menyoroti fenomena kebohongan atau hoax yang seringkali disebarluaskan, menurutnya hal itu berbahaya bagi dunia politik dan bisa memecahbelah semuanya. "Ini harus dilawan. Makanya saya cukup berani ketika menghadapi situasi kemarin," ujarnya.
Situasi yang dimaksud AHY ialah ketika mereka berkonflik dengan kepengurusan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang yang berusaha mengambilalih parpol ini. "Saya katakan, demi keadilan kita lawan. Jangan kalah dengan buzzer yang hanya bisa memproduksi hoax secara masif," tegasnya.
