Petaka Mulut

- Jumat, 30 April 2021 | 13:46 WIB

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw ditanya tentang apa penyebab terbanyak manusia masuk surga? Nabi menjawab: “Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik”. Rasulullah Saw juga ditanya tentang apa penyebab terbanyak manusia masuk neraka? Nabi menjawab: “ mulut dan kemaluan” (HR at-Tirmidzi ia mengatakan ini hadis sahih).

-- Oleh: Ustaz Muhammad Taufik NT SPd MSi --

Mulut adalah perangkat kehidupan manusia yang harus kita jaga dengan ektra hati-hati, dengannya seseorang bisa mencapai derajat kemuliaan, menjadi pemimpin para syuhada.

"Pemimpinnya para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib; dan seorang laki-laki yang menghadap penguasa yang zalim, lalu dia menyuruh (kepada yang ma’ruf) dan melarangnya (dari yang mungkar), lalu penguasa tersebut membunuhnya." (HR. Al Hakim, dan dia menshahihkannya).

Lewat mulut Rasulullah Saw yang dengan sabar dan teguh menyampaikan wahyu Allah dan memperjuangkannya, umat bisa membangun peradaban Islam, yang sampai hari ini bisa kita lihat. Beliau tidak punya banyak harta, pangkat, jabatan, dan kekuatan fisik yang lainnya untuk mengalahkan kekuatan orang-orang Arab kala itu.

Sebaliknya pula, mulut juga tidak jarang menyebabkan seseorang tergelincir ke jurang kenistaan, walaupun sekedar mengucapkan hal-hal yang dianggap remeh. Rasulullah berkata:

"Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka jahannam." (HR. Al Bukhory).

Termasuk dosa besar yang dilakukan mulut adalah menggunjingkan aib orang lain, walaupun hal tersebut benar adanya. Membicarakan buruknya rumah, kendaraan, masakan, wajah dan perangai seseorang merupakan perbuatan menggunjing, termasuk juga ucapan yang tidak terang-terangan, seperti halnya ucapan, “semoga Allah memperbaiki perilakunya”, atau perkataan semakna jika dikatakan ditengah orang lain, kalau dimaksudkan sebagai do’a maka tidak perlu disampaikan kepada orang lain.

Hanya saja memang ada menggunjing (ghibah) yang dibolehkan, yakni

1) Dalam hal penganiayaan. Orang yang dianiaya boleh mengadukan orang yang menganiayanya kepada penguasa atau orang yang mempunyai kekuasaan atau kemampuan untuk menyadarkan orang yang melakukan tindakan aniaya tersebut.

2) Dalam hal minta tolong untuk melenyapkan kemungkaran dan untuk menegur orang yang berbuat kemaksiatan.

3) Dalam hal minta nasihat, jika memang diperlukan.

4) Dalam hal memberi peringatan atau nasihat kepada kaum muslimin agar tidak terjerumus ke dalam kejahatan.

5) Menegur secara terang-terangan kepada orang yang telah menampakkan kefasikannya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X