Terinspirasi Ponpes Al Hasyimiyyah, Kini Merintis Berdirinya STAI

- Sabtu, 1 Mei 2021 | 11:36 WIB
MEGAH: Bangunan tiga lantai di Jln Abadi Pelaihari ini menjadi tempat belajar khusus untuk santri putri. | Foto: Norsalim Yahya/Radar Banjarmasin
MEGAH: Bangunan tiga lantai di Jln Abadi Pelaihari ini menjadi tempat belajar khusus untuk santri putri. | Foto: Norsalim Yahya/Radar Banjarmasin

Pondok Pesantren Asy Syuhada kini telah menjadi pesantren besar di Kota Pelaihari. Siapa sangka, awalnya pesantren ini hanya memiliki kelas pinjaman bekas Madrasah Aliyah yang sudah pindah.

-- Oleh: Norsalim Yahya, Pelaihari --

Pondok pesantren (Ponpes) Asy Syuhada merupakan pesantren yang terletak ditengah kota Pelaihari. Tepatnya di Jalan Dharma Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Pimpinan Pondok Pesantren Asy Syuhada, H Ahmad Syarifuddin menceritakan bahwa awal berdirinya ponpes bermula dari dirinya yang telah lulus sekolah di Darussalam kemudian jalan-jalan ke daerah Kintap. Kebetulan disana ada keluarga.

Yang rencananya jalan-jalan, kemudian berubah setelah pimpinan Pondok Pesantren Al Hasyimiyyah Habib Faruq memintanya untuk mengajar di pondok miliknya. Setelah di minta oleh Habib Faruq maka pada tahun 1998 dirinya mengajar di Ponpes Al Hasyimiyyah kintap.

Setelah 3 tahun mengajar di Al Hasyimiyyah kemudian terlintas di dalam pikirannya kenapa di Kintap bisa berdiri pondok yang bagus sedangkan di kota tidak ada. Apalagi di kota orang-orangnya lebih banyak dari pada disana.

Dari pikiran tersebut muncullah inisiatif untuk membuat pondok pesantren di Kota Pelaihari dan ia pun berhenti mengajar di kintap. Kebetulan di Pelaihari ada bekas bangunan sekolah Madrasah Aliyah yang tidak dipakai, karena sudah pindah ke lokasi baru di Jln Matah Pelaihari.

Bangunan itu pun akhirnya dipinjamkan dan katanya tidak akan diambil lagi. Di sanalah mulai Guru Syarifuddin -panggilan akrabnya- mengumpulkan kawan-kawan lulusan dari Darussalam dan dari Al Falah. Sehingga terbentuklah kepengurusan untuk mendirikan pondok pesantren.

Pada tahun 2003 berdirilah Pesantren Asy Syuhada. Awalnya hanya memiliki dua kelas, yaitu kelas sore dengan jumlah murid sekitar 200 orang dan pada bulan Juli 2003 mulai dibuka kelas pagi.

Untuk murid-murid kelas sore berasal dari murid-murid yang bersekolah di SD/SMP di sekitaran Kota Pelaihari yang paginya mereka bersekolah di sekolah umum. Karena itu pula, apabila ada kegiatan sore seperti les disekolahnya, murid sore itu pun meminta izin untuk tidak masuk pesantren. Bahkan pernah ada murid yang ketika mau ujian di SD/SMP meminta izin tidak masuk hampir setengah tahun.

Sementara itu di sisi lain, tantangan membuka kelas pagi juga tidak mudah, awal dibuka santri hanya 11 orang. “Harus membangun kepercayaan dulu agar masyarakat mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak ke Pesantren. Dan pada awalnya, murid-murid yang masuk ponpes adalah mereka yang tidak diterima di sekolah-sekolah lain,” terang Guru Syarifuddin.

Selama rentang waktu dari 2003 sampai 2011, jumlah santri tidak banyak setiap tingkatan. Untuk tingkat Wustha/Tsawaniyah sekitar 30 orang dari kelas 1, 2, 3. Setelah lulus pun murid ponpes Asy Syuhada banyak yang melanjutkan ke sekolah umum seperti Aliyah dan SMA. Karena belum ada kelas lanjutan dari Wustha.

Baru pada 2013, Ponpes Asy Syuhada mengalami kemajuan pesat, seiring dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Murid-muridnya mencapai 50-100 orang tiap tingkatan. Kemudian pada tahun 2013/2014 dibuka kelas tingkat Aliyah atau Ulya dan kemudian dibuka kelas tingkat Ula atau SD.

Selain bangunan awal bekas Madrasah Aliyah Pelaihari di Jln Dharma, Ponpes Asy Syuhada pun kini sudah membangun dua gedung baru, masih di sekitar Masjid Syuhada Pelaihari, tepatnya di Jln Abadi dan Jln Majakeling.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X