BANJARMASIN - Tak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi berakhir. Agar sektor pariwisata tak kian terpuruk, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin sedang merancang wisata virtual.
Kepala Disbudpar Banjarmasin, Ikhsan Alhak mengatakan, ia menginginkan pengalaman tiga dimensi yang terasa senyata mungkin.
"Cukup mengklik aplikasinya, maka seolah-olah kita berkunjung ke sana," ujarnya, belum lama ini.
Nanti pengguna diberi kesempatan memilih. Apakah wisata religi, wisata budaya atau wisata alam.
"Tahap awal, kami fokus ke wisata religinya dulu. Karena di sini ada makam Sultan Suriansyah, makam Habib Basirih dan Kubah Surgi Mufti Sungai Jingah," jelasnya.
Ditanya kapan diluncurkan, Ikhsan mengatakan, masih dalam tahap pengumpulan data.
Menggandeng praktisi dan akademisi, ia mengaku tak ingin terburu-buru. "Ada sejarawan, budayawan, dosen ekonomi, ahli pemasaran, dan tim tenaga IT," sebutnya.
Salah satu yang tergabung dalam tim itu adalah Mansyur, dosen sejarah dari Universitas Lambung Mangkurat.
Dia kebagian tugas untuk mendeskripsikan latar historis sebuah situs atau destinasi wisata. Mansyur juga diminta menyusun daftar tradisi atau adat yang sudah ditinggalkan alias hampir punah.
"Dalam waktu dekat, kami akan ke lapangan. Membuat analisis awal untuk melengkapi datanya," kata pengajar FKIP tersebut.
Baginya, ini bukan cuma solusi di tengah pandemi. Tapi juga kesempatan promosi. "Karena bukan hanya bisa diakses di skala lokal dan nasional saja. Tapi juga di skala internasional," ujarnya yakin. (war/fud/ema)