RADAR BANJARMASIN - Ironis, itulah kata yang tepat menggambarkan kondisi SMPN 6 Banjarbaru. Bagaimana tidak, sekolah yang berada di Kelurahan Sungai Ulin tersebut kondisinya tidak layak. Untuk urusan air bersih misalnya, sudah beberapa tahun siswa terpaksa kencing di hutan sekitar sekolah karena tidak ada sumber air bersih.
Tak cukup sampai disitu, fasilitas toilet siswa yang berjumlah 4 buah kondisinya kotor dan menjijikan. Siswa enggan menggunakan karena bau dan tidak ada air.
Wastafel yang berada di depan masing-masing kelas seluruhnya juga rusak. Hanya satu toilet guru saja yang berfungsi.
Dari sisi ruang belajar dan fasilitas belajar lain kondisinya juga sangat tidak layak. Di salah satu ruang kelas bahkan hanya berlantai semen. Itupun semen sudah berlubang sehingga memicu debu. Di bagian atap tidak ada plafon hanya rangka baja ringan.
Kursi dan meja siswa bahkan meja guru pun kondisinya memprihatikankan. Selain kotor dipenuhi coretan. Beberapa bagian juga reyot karena pakunya lepas dan ada juga yang dimakan rayap.
Tak cukup sampai disitu, ruang guru dan kepala sekolah tak lebih baik. Saat musim hujan dipastikan ruang para pahlawan tanpa tanda jasa ini basah karena atap ruangan bocor.
Penjabat Walikota Banjarbaru Martinus yang mengunjungi sekolah tersebut, Senin (14/9) seolah tak percaya. Martinus prihatin di Banjarbaru ternyata masih ada sekolah tidak layak.
"Banjarbaru ini Kota Pendidikan kok masih ada sekolah seperti ini apalagi ini di tengah kota bagaimana kalau di pelosok," ucapnya dengan nada heran.
Martinus menegaskan, sekolah harus mampu memberikan layanan dasar diantaranya toilet yang bersih dan ruang kelas yang nyaman. Jika itu tidak mampu diberikan kepada siswa tentu akan sulit menuntut kualitas belajar mengajar yang baik.
"Saya terus terang sedih karena anak setiap hari harus bawa air sendiri karena disini PDAM belum masuk dan sumur tidak ada airnya," paparnya.
Usai melihat kondisi sekolah, Martinus yang didampingi Plt Sekda Kota Banjarbaru langsung memerintah kepada jajaran dinas pendidikan yang juga ikut dalam rombongan untuk mendata sekolah-sekolah yang memprihatinkan. Ia juga meminta didata keperluan apa saja yang mendesak bagi sekolah tersebut.
"Misalnya SMPN 6 ini apa saja keperluannya. Kemudian sekolah lain apa saja keperluannya. Pasti akan kita bantu," tegasnya. (tas/yn/ema)