BANJARBARU - Sikap jentelmen ditunjukkan Haji Denny Indrayana. Calon Gubernur Kalsel ini mengumumkan secara terbuka ke publik, jika dirinya positif terpapar Covid-19, Kamis (6/5) sore.
Pengumuman itu disampaikan lewat sebuah video di akun pribadi media sosial (medsos) milik dirinya.
"Alhamdulillah, akhirnya ulun diminta istirahat jua. Setelah begawian dari subuh, melalui subuh keliling sampai subuh lagi, kada beampihan. Akhirnya sore ini, ulun terkonfirmasi kena Covid-19," katanya.
Meski begitu, kondisi tubuhnya dalam keadaan yang baik. Namun, setelah melakukan konsultasi dengan dokter, Haji Denny kini harus menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Karena kondisi ulun sehat aja, sigar aja, setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis, ulun memutuskan untuk tetap rawat jalan. Isolasi mandiri di rumah aja." terangnya.
Dalam kesempatan itu, Haji Denny meminta doa dari seluruh masyarakat agar diberi kesembuhan dan penyakit yang ia derita segera diangkat.
"Ulun minta doa pian seberataan, terutama di bulan penuh berkah, di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini. Mohon didoakan agar ulun segera sehat, segera bisa beraktivitas lagi, dan kita bedapatan lagi," ucapnya.
Haji Denny juga menerangkan. Meski berdiam diri di rumah untuk menjalani isolasi mandiri, dirinya terus memantau situasi dan kondisi terkini. Khususnya dinamika yang terjadi di lapangan mendekati pemungutan suara ulang yang digelar bulan Juni mendatang.
Haji Denny mengatakan, dirinya mendapat laporan telah terjadi berbagai indikasi pelanggaran di wilayah-wilayah PSU. Termasuk dugaan politik uang.
"Kita harus konsisten menolak segala modus pelanggaran. Praktik politik uang yang masif bisa menjadi alasan hukum untuk mendiskualifikasi pasangan calon," tegasnya.
Sebab itu, ia mengajak seluruh masyarakat banua agar terus menjaga dan mengawasi proses pemungutan suara ulang agar berjalan dengan baik dan lancar.
"Ulun undang pian seberataan menjadi CCTV, menjadi saksi-saksi. Mari sama-sama, pemilih yang cinta Banua, kita pertahankan kejujuran dan keadilan pemilu," pungkasnya. (*)
