BANJARBARU - Setelah terpuruk selama 2020, pada awal tahun ini nilai investasi Banua mulai membaik. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalsel mencatat, pada triwulan pertama, sudah ada Rp1,98 triliun investasi yang masuk. Padahal di periode yang sama tahun lalu, hanya Rp1,5 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi (DPMPTSP) Kalsel, Nafarin mengatakan, realisasi triwulan pertama dicatatkan oleh 814 proyek.
"Rinciannya, 99 proyek dari Penanaman Modal Asing (PMA), dan 715 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)," katanya kepada Radar Banjarmasin.
Dia mengungkapkan, dari 715 proyek PMDN nilai investasi yang terhimpun mencapai Rp1,72 triliun. Sedangkan untuk PMA masih sekitar Rp357 miliar. "Artinya, jika dipersentase, PMDN realisasinya sudah 89,99 persen dan untuk PMA, 13 persen," ungkapnya.
Disampaikannya, dari PMDN sektor yang paling banyak investasinya adalah pertambangan dengan realisasi Rp164,5 miliar. "Sedangkan terbanyak kedua, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Realisasinya, Rp586, 7 miliar. Diikuti jasa perdagangan dan reparasi, sekitar Rp145, 3 miliar," ucapnya.
Dilihat berdasarkan daerahnya, Nafarin menyebut, PMDN paling besar di Kabupaten Tabalong dengan realisasi Rp681,4 miliar. Disusul Banjarmasin, Rp463,5 miliar dan Tanah Laut, Rp159, 5 miliar.
Beralih ke PMA, dia menuturkan, investasi paling banyak dari sektor makanan, dengan realisasi sekitar Rp171, 9 miliar. Disusul pertambangan, dengan realisasi Rp43,1 miliar. "Terbesar ketiga, tanaman pangan dan perkebunan dengan realisasi Rp26,0 miliar," tuturnya.
Lanjutnya, jika dilihat dari negara asal, PMA paling banyak pada triwulan pertama 2021 dari British Virgin Island dengan nilai Rp185,9 miliar. Disusul Singapura, Rp30, 9 miliar dan Jerman, Rp26, 9 miliar.
Nafarin berharap, tahun ini investasi kembali bergairah walaupun pandemi masih belum usai. "Semestinya Kita di 2021 ini ditargetnya Rp14 triliun. Namun karena pandemi dapat koreksi target, jadi cuma Rp12 triliun," sebutnya.
Dia mengaku bakal melakukan segala upaya untuk menggaet investor. Salah satunya dengan promosi dan meyakinkan ke negara lain melalui kedutaan besar mereka di Jakarta bahwa berinvestasi di Kalsel sangat baik. "Kita harus serius dan kerjakeras, serta berharap pemulihan ekonomi dan pandemi Covid-19 segera berakhir," katanya.
Sementara itu, Pakar Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr. Alim Bachri menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah. Sebab, menurutnya turun dan naiknya investasi dapat berdampak terhadap perekonomian daerah. "Seperti pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat bakal terdampak," paparnya.
Langkah yang perlu dilakukan pemerintah menurutnya ialah, memetakan sektor-sektor ekonomi potensial yang tidak terlalu rentan terhadap wabah Covid-19. Agar dapat membantu menggerakkan perekonomian daerah.
"Di samping itu perlu penguatan dan peningkatan kemampuan pelaku ekonomi di sektor UMKM, terutama dalam hal marketing berbasis teknologi informasi," pungkasnya. (ris/ran/ema)