Arti Maaf

- Selasa, 11 Mei 2021 | 11:08 WIB

Sebentar lagi Idul Fitri. Tanpa baju baru, THR atau mudik, kita masih bisa berlebaran. Caranya bukan dengan memasak opor ayam, tapi dengan memaafkan.

================================
Oleh: Syarafuddin
Editor Halaman Metropolis Radar Banjarmasin
================================

Pembaca tentu pernah mendengar ungkapan, memaafkan tapi tidak melupakan.

Forgive but not forget. Konon diucapkan Nelson Mandela. Pahlawan Afrika Selatan yang melawan politik apartheid.

Dengan segala hormat kepada Pak Mandela, saya harus membuang ungkapan keren tersebut. Karena Islam ternyata menganjurkan hal berbeda.

Saya baru memahaminya seusai membaca penjelasan bernas Prof Quraish Shihab atas kata maaf.

Saya akan coba meringkasnya. Secara bahasa, maaf adalah menghilangkan tanpa bekas.

Tanpa bekas, artinya ketika memaafkan, kesalahan yang dimaafkan dilupakan. Tak lagi diingat-ingat di kemudian hari. Apalagi diungkit-ungkit.

Berat? Oh, belum apa-apa, ini baru tingkatan pertama dalam ilmu memaafkan.

Mau naik kelas, yang memaafkan bersedia menangguhkan pembalasan yang setimpal.

Seterusnya, di tingkat tertinggi, bukan sekadar melupakan atau menahan diri untuk membalas, tapi berbuat baik kepada yang sudah menyakiti.

Secara rasional, kita akan bertanya apa untungnya. Ternyata, Al-Quran menjanjikan balasan, berupa lawan yang menjadi kawan.

Di tengah pergaulan yang semakin egois dan sinis, bukankah menambah teman itu menyenangkan?

Sebagian pembaca mungkin heran. Apakah kolom ini sudah berubah menjadi rubrik tanya jawab agama. Atau Ramadan menuntut penulis untuk sok religius.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X