BANJARMASIN - Meski belum ada kepastian pelaksanaan ibadah Haji, Kanwil Kemenag Kalsel meminta kepada calon jemaah haji (CJH) yang gagal berangkat untuk tetap bersiap. Ada sebanyak 3.818 CJH Kalsel yang tertunda tahun lalu berharap untuk diberangkatkan.
“Tahun lalu kan tak diberangkatkan CJH dari Indonesia. Meski ibadah Haji dilaksanakan oleh Kerajaan Arab secara terbatas. Bersiap saja dulu bagi mereka yang sudah masuk kuota berangkat,” kata Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Noor Fahmi, kemarin.
Kabar terbaru dari Kerajaan Arab terkait pelaksanaan ibadah Haji tetap akan dilaksanakan tahun ini. Akan tetapi, apakah mereka menerima CJH dari negara luar, termasuk Indonesia, sampai saat ini belum ada keputusan.
Dia mengungkapkan, secara administrasi CJH asal Kalsel yang masuk kuota berangkat sudah beres. Bahkan paspor mereka pun sudah disiapkan sejak setahun lalu. “Tinggal menunggu kepastian saja. Berapa yang akan diberangkatkan,” imbuhnya.
Jika toh nantinya akan diberangkatkan namun CJH harus sudah divaksin Covid-19, Fahmi meyakini tak akan jadi kendala. Terlebih bagi CJH Lansia rata-rata saat ini sudah divaksin. “Ini soal teknis. Kalau harus divaksin, pemerintah pun pasti akan turun tangan, siapa yang masuk kuota tentu harus memenuhi syarat dulu,” tambahnya
Fahmi menerangkan, jika melihat penyelenggaraan umrah tahun lalu di saat pandemi, Arab Saudi menerapkan sejumlah batasan ketat untuk calon jamaah. Seperti pembatasan usia calon jemaah yakni 18-60 tahun.
Tak hanya itu, calon jemaah juga harus memiliki surat bebas Covid-19 yang dibuktikan dengan dokumen asli hasil tes PCR. “Kalau nanti boleh diberangkatkan, saya rasa akan lebih ketat penerapannya. Kabarnya kan harus divaksin dua kali. Tapi itu hanya kabar-kabar di luar. Tunggu saja nanti seperi apa petunjuknya,” tandasnya.
CJH sendiri masih optimistis. Seperti yang dituturkan Halimah, warga Sungai Andai ini sudah ngebet berangkat ke Baitullah. “Kalau dengan protokol kesehatan ketat, Insya Allah aman saja. Kapan lagi ibadah Haji. Menunggu pandemi usai sampai ini kita semua tak tahu,” ucapnya.
Jika Halimah sudah tak sabar, berbeda dengan Heru, warga Kuripan Banjarmasin ini sedikit memahami kondisi pandemi sekarang. Dia sebagai penyintas, merasakan betul ketika harus berjuang untuk sehat kembali dari Covid-19. “Bukan tak mau. Saya hanya kasihan jika menulari keluarga. Apalagi ada orang tua saya yang Lansia sangat rentan tertular. Sabar saja,” ujarnya. (mof/ran/ema)