Menembak itu Ternyata Susah, Tak Seperti di Adegan Film

- Kamis, 20 Mei 2021 | 14:00 WIB
TEMBAK: Para wartawan saat merasakan sensasi menembak dalam acara silaturahmi bersama Komandan Korem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah di Lapangan Tembak Yonif 623/BWU, kemarin. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TEMBAK: Para wartawan saat merasakan sensasi menembak dalam acara silaturahmi bersama Komandan Korem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah di Lapangan Tembak Yonif 623/BWU, kemarin. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

Komandan Korem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah punya konsep berbeda saat menggelar acara silaturahmi bersama insan pers Banua. Tempatnya bukan di kantor atau di rumah makan, melainkan di lapangan tembak!

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Bertempat di Lapangan Tembak Yonif 623/BWU di Sungai Ulin, Kota Banjarbaru, dalam kegiatan yang digelar kemarin (19/5) pagi tersebut, para wartawan dipersilakan merasakan sensasi menembak layaknya prajurit TNI.

Ada dua senjata yang disediakan, yakni senapan serbu 1 varian 3 (SS1-V3) dan pistol jenis FN. Para awak media secara bergantian menjajal kedua senjata buatan PT Pindad Bandung ini.

Karena tidak semuanya pernah menggunakan senjata api, saat menembak sasaran berupa balon dan papan target, masing-masing wartawan dipandu oleh prajurit Yonif 623/BWU.

Latif misalnya, wartawan senior ini mengaku baru pertama kali memegang senjata SS1-V3. Sehingga merasa deg-degan saat menggunakannya. "Ada sedikit deg-degan, karena belum terbiasa. Ini baru pertama kali," katanya.

Hal sama dirasakan Nanik, jurnalis perempuan ini baru pertama memegang senjata laras panjang sehingga mengaku kesulitan menggunakannya. "Ternyata susah juga. Saat membidik sudah yakin kena, pas ditembakkan ternyata lepas sasaran," bebernya.

Saat menembak, setiap wartawan diberi jatah lima peluru. Namun, banyak dari mereka yang tidak bisa mengenai sasaran. Hanya ada beberapa yang mampu memecahkan balon.

Komandan Korem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah menyampaikan, dirinya sengaja menggelar silaturahmi di lapangan tembak agar para insan pers dapat menjajal dan mengenal senjata yang mereka miliki.

"Di mana menembak tidak mudah seperti di adegan film, dengan berbagai gaya bisa mengenai sasaran. Tadi sambil serius membidik saja banyak yang lepas," ucapnya.

Selain untuk mengenalkan senjata, dia mengaku melaksanakan silaturahmi di lapangan tembak karena ingin memberikan suasana yang baru. "Ini digabung dengan rekan pimpinan bank untuk bisa bersilaturahmi. Sebab, bersilaturahmi bisa memperpanjang umur dan rezeki. Juga supaya kita bisa lebih akrab," ujarnya.

Alasan lain dirinya mengambil tempat di Mako Yonif 623/BWU ialah untuk mengenalkan jajaran di bawah Korem 101/Antasari. "Yonif 623 ini salah satu jajaran Korem 101 Antasari. Juga ada 11 Kodim dan satu Yonif lagi. Yakni Yonif 621/MTG berkedudukan di Barabai," beber Firmansyah.

Khusus untuk Yonif 623/BWU, dia menuturkan bahwa batalyon infanteri ini punya prestasi baik pada tahun lalu. Yakni, menggagalkan penyelundupan 7 kilogram sabu-sabu saat melakukan pengamanan di perbatasan Malaysia. Tepatnya di Pos Pamtas Desa Ajikuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Sementara itu, Sekjen PWI Kalsel Yusni Hardi mengaku bangga wartawan Banua bisa bersilaturahmi dengan jajaran Korem 101/Antasari. "Dengan TNI, kami tetap kompak dan bersinergi. Kami bangga diajak bersilaturahmi," ucapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X