Sepi Wisatawan, Pedagang Intan Banting Stir

- Senin, 31 Mei 2021 | 17:13 WIB
SEPI PENGUNJUNG: Sejak pandemi Objek Wisata Pendulangan Intan Tradisional Pumpung Banjarbaru sepi pengunjung.
SEPI PENGUNJUNG: Sejak pandemi Objek Wisata Pendulangan Intan Tradisional Pumpung Banjarbaru sepi pengunjung.

BANJARBARU – Pandemi Covid-19 menghantam sejumlah sektor. Kendati perekonomian mulai bangkit, namun dampak pandemi tersebut masih terasa hingga sekarang. Paling terdampak sektor pariwisata.

Seperti diungkapkan Amang Ijar, pelaku pariwisata di Objek Wisata Pendulangan Intan Tradisional Pumpung Banjarbaru. Wisawatan terutama tamu asing sangat jarang datang ke Pumpung. Satu bulan bisa dihitung jari. Padahal, sebelum pandemi, jumlah kunjungan asing bisa mencapai puluhan.
“Sekarang yang datang jarang. Kalaupun ada dari lokal Kalsel saja,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin, Minggu (30/5) kemarin.

Profesi warga yang paling banyak terpukul adalah pedagang batu akik ataupun intan. Pasalnya, tanpa adanya tamu yang datang, mereka kesusahan menawarkan. Pedagang memang belum terlalu mahir untuk memasarkan via online. Alhasil, mereka banyak banting stir ke profesi lain seperti tukang bangunan, pedagang asongan dan lainnya.

“Yang bertahan ini, memang yang belum ada kerjaan lain. Dan juga barangnya masih ada. Syukur-syukur bisa buat kebutuhan sehari-hari,” ucap tokoh pariwisata di Pumpung tersebut.

Diakuinya pula, sesuai anjuran pemerintah daerah, semua pelaku pariwisata di Pumpung menerapkan protokol kesehatan. Karena itu, Ijar berharap, masyarakat tak perlu khawatir untuk datang ke Pumpung. “Tentu, kami taat dengan anjuran pemerintah,” pungkasnya.

Menyikapi turunnya kunjungan wisatawan ini, Kepala Dinas pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru Hidayaturahman pun tak menampik hal tersebut. Diakuinya, sejak pandemi Covid-19 melanda lebih dari satu tahun terakhir, jumlah wisatawan menurun drastis.

“Tahun 2021 ini kita mulai membangkit kembali sektor pariwisata dengan melakukan launching calender of event Kota Banjarbaru. Harapannya, bisa menggerakan kembali sektor pariwisata,” ujarnya.

Pun demikian terkait Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata. Tentunya, di era digital saat ini pemasaran online sangat diperlukan untuk bisa mengjangkau pasar yang luas. Tak terbatas hingga di Indonesia saja, namun bisa ke manca negara. Karena itu, pelatihan atau pembinaan terhadap pelaku pariwisata penting dilakukan. “Insya Allah, lebih kita sosialisasikan lagi nantinya pemasaran secara online,” pungkasnya. (mat/yn/bin)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X