Bersabar, Beradaptasi dan Survive, Begini Suka Duka Penari di Tengah Pandemi

- Senin, 31 Mei 2021 | 17:32 WIB
KEMBALI MENTAS: Para penari dari Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin berpose untuk Radar Banjarmasin seusai penampilan kemarin (30/5) di HBI. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
KEMBALI MENTAS: Para penari dari Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin berpose untuk Radar Banjarmasin seusai penampilan kemarin (30/5) di HBI. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Tak ada yang tahu kapan pandemi berakhir. Di tengah ketidakpastian, pegiat seni di Banjarmasin berupaya bangkit. The show must go on!

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

Selama pagebluk, jangankan menggelar pertunjukan, untuk latihan saja sulit.

Kalau pun ada pertunjukan terbatas, contoh tarian pembuka pada acara pemerintah, penari harus menerapkan protokol kesehatan. Misal memakai face shield atau pelindung wajah. Terkadang harus ditambah sarung tangan plastik.

Sedikit banyak, tambahan aksesori itu mengganggu keleluasaan gerak penari. Tapi tak ada pilihan, mereka harus beradaptasi.

Seperti kemarin (30/5) sore, dalam grand final Nanang Galuh Banjarmasin 2021 di HBI.

Enam penari dari Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin diundang tampil. Mereka membawakan tarian Pusaka Batuah.

Mereka melenggak-lenggok dengan semangat. Tentu saja, adegan penutup pengalungan cinderamata bunga rampai atau kain Sasirangan harus ditiadakan.

"Mau tak mau, suka tak suka. Kami juga dituntut tidak melakukan kontak ke tamu atau penonton," kata Roy, salah seorang penari kepada Radar Banjarmasin.

Senada dengan penari lain, Rama. Menurutnya, pandemi adalah ujian sebenarnya. Suka duka kehidupan penari kian terasa.

Duka, karena tak lagi leluasa untuk berkumpul dan berlatih. Suka, karena masih boleh menari secara live.

"Apalagi tempat-tempat yang biasa kami pakai untuk berlatih juga masih ditutup," tambah pemuda 21 tahun itu. Contoh, Taman Budaya Kalsel di Jalan Hasan Basri.

Penari paling senior di antara mereka berenam adalah Sali. Pemudi 27 tahun itu harus sering-sering menyabari juniornya. Karena tak mudah berlatih dengan mengenakan masker.

Lebih cepat ngos-ngosan dan panas. "Kalau face shield, begitu terkena cahaya lampu, bisa membuat silau. Terkadang pandangan bisa mengabur," tuturnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB

Libur Lebaran, 2 Kecelakaan Maut di Banjarmasin

Senin, 15 April 2024 | 12:10 WIB
X