Kala Presiden Kenakan Pakaian Adat Tanbu Dalam Upacara Hari Lahir Pancasila

- Rabu, 2 Juni 2021 | 11:44 WIB
BAJU ADAT TANBU: Presiden Joko Widodo menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6). Dia mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Tanah Bumbu,  Provinsi Kalimantan Selatan. | FOTO: SETPRES
BAJU ADAT TANBU: Presiden Joko Widodo menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6). Dia mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. | FOTO: SETPRES

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Inspektur Upacara (Irup) peringatan Hari Lahir Pancasila, Selasa (1/6). Ada yang menarik dari kepala negara, dia mengenakan pakaian adat dari Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.

---

Jokowi tampak kalem dengan baju adat yang dilengkapi jas bewarna hitam berornamen emas tersebut. Serta kain tenun bewarna hijau menghias laung yang dikenakannya.

Upacara Hari Lahir Pancasila sendiri dimulai sekitar pukul 08.50 Wita di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri. Sementara itu, Jokowi menjadi Irup dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Upacara juga dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekrnoputri, serta para menteri kabinet Indonesia Maju secara daring. Kemudian, adapula Ketua Mahkamah Konstitusi dan Ketua Mahkamah Agung yang hadir secara virtual.

Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar yang juga mengikuti upacara secara daring mengaku terkesima dengan pakaian adat yang dikenakan Presiden Joko Widodo.

Menurut Roy, Presiden Joko Widodo mengenakan baju adat Kalsel sebagai simbol kecintaan orang nomor satu di Republik Indonesia kepada Banua. "Bapak Presiden juga pernah mengenakan baju adat dari Kalsel pada momen HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Presiden RI Jokowi menyampaikan, Peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni harus benar-benar dimanfaatkan untuk mengokohkan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Utamanya dalam penerapan di kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia berdiri, tantangan yang dihadapi Pancasila tidak ringan," ucapnya.

Menurutnya, globalisasi dan interaksi antarbelahan dunia tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. "Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antarideologi," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menilai kalau pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara yang biasa. Menurutnya mesti ada cara-cara anyar supaya pendalaman terhadap nilai Pancasila bisa dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman.

"Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi pondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," imbuhnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X