Tembaki Warga di Warung Biliar, Aksi Koboy Jalanan Hantui Warga Tanah Bumbu

- Kamis, 3 Juni 2021 | 07:15 WIB
TKP: Lokasi warung biliar tempat aksi koboy bersenjata laras panjang membunuh Hendri Jaya, suami pekerja di warung itu. | FOTO: ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN
TKP: Lokasi warung biliar tempat aksi koboy bersenjata laras panjang membunuh Hendri Jaya, suami pekerja di warung itu. | FOTO: ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN

 

BATULICIN - Seperti malam yang lain. Petang hari, lampu-lampu warung biliar di kawasan pal 7 Desa Sarigadung Kecamatan Simpang Empat ramai warna-warni.

Jalan ini lumayan ramai. Jalan poros dari Batulicin ke Mantewe, tembus Kandangan. Biasa supir truk, mampir ngopo, dan cuci mata godain penjaga warung.

Warung Mama Aulia juga ramai. Ibu muda ini berparas ayu. Berasal dari Kotabaru. Tapi sudah pindah domisi di Tanah Bumbu. Dia nyewa rumah di tepi jalan bersama suaminya, pemuda asal Kandangan. Rumah itu disulap jadi warung biliar.

Baru dua bulan belakangan ini Mama Aulia kedatangan rekan. Raudah namanya. Juga ibu muda. Dua perempuan ramah itu berhasil menambah pelanggan dari hari ke hari.

Gaji di warung biliar lumayan. Bunga, bukan nama sebenarnya, juga dari Kotabaru belum lama tadi kerja di salah satu warung biliar."Saya lihat ada tawaran kerja di FB. Jaga warung. Gaji pokoknya Rp1,5 juta," ujarnya kepada Radar Banjarmasin, Rabu petang kemarin.

Alangkah gembiranya Bunga, ketika gajian dia dapat uang pokok Rp2 juta. Belum tambah bonus ini dan itu. Lumayan katanya, hanya duduk dan susun bola biliar, serta membuat kopi atau mie rebus pesanan tamu.

Di malam naas itu, sekitar tengah malam. Datang empat pemuda ke Warung Mama Aulia. Tampak seorang membawa senapan, dan meletakannya di kursi, di dalam warung. Tidak terlihat dari luar.

Seperti hukum tidak tertulis. Jika sudah ada beberapa pria nongkrong di warung biliar, pria lain biasanya enggan mampir, dan memilih mencari warung sepi lainnya. "Hukum" ini rupanya yang membuat si tamu berani meletakkan senjata di warung.

Empat pemuda itu meminta teko. Mereka mengoplos miras di sana. Diduga tuak dicampur alkohol gajah duduk. Botol-botol gajah duduk berwarna hijau terlihat di samping warung.

Dengan ramah Mama Aulia dan Raudah melayani. Bergantian menyusun bola biliar. Malam semakin larut. Para pemuda semakin asyik. Pengaruh miras mulai terlihat. Obrolan sudah tidak tertata.

"Dulu ada juga saya ketemu yang suka mabuk. Habis ditantangnya orang kelahi. Saya lapor ke bos. Orang itu ditegur, dan gak datang lagi sekarang," kata Bunga.

Dari cerita mulut ke mulut warga di sana. Saat waktu sudah masuk dini hari. Mama Aulia masuk ke kamar, menyusul suaminya. Mereka tidur. Meninggalkan Raudah sendirian di luar.

Jelang pukul 03.00, warung perlahan ditutup. Suami Raudah, Hendri Jaya baru berusia 24 tahun datang dengan roda dua. Seperti biasa dia menjemput sang istri. Mereka tinggal di Desa Baroqah, sekitar 12 kilometer arah ke pusat kota.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Sabu di Samboja Ditangkap di KuburanĀ 

Jumat, 26 April 2024 | 19:32 WIB

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB
X