Kalsel Alami Inflasi 0,89 Persen

- Jumat, 4 Juni 2021 | 14:37 WIB

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Rabu (2/6) tadi merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) di Banua. Dalam rilis itu diketahui, pada Mei 2021 Kalsel mengalami inflasi 0,89 persen atau terjadi kenaikan IHK: dari 107,05 pada April menjadi 108,01 di bulan berikutnya.

Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa indeks kelompok pengeluaran. "Ada tujuh kelompok yang mengalami kenaikan harga tertinggi," katanya melalui Kanal Youtube BPS Kalsel.

Dirincikannya, tujuh kelompok tersebut yakni kelompok tansportasi sebesar 2,58 persen; kelompok makanan, minuman dan tembakau, 1,79 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, 0,96 persen; kelompok pakaian dan alas kaki, 0,71 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, 0,36 persen.

"Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,23 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen," rincinya.

Yos mengungkapkan, kelompok transportasi mengalami inflasi terbesar pada bulan Mei lantaran dua subkelompoknya mengalami kenaikan. Yakni, subkelompok jasa angkutan penumpang sebesar 14,45 persen dan subkelompok pembelian kendaraan sebesar 0,05 persen.

"Dengan naiknya kedua subkelompoknya, maka kelompok transportasi memberikan andil inflasi sebesar 0,28 persen," ungkapnya.

Selain ada yang naik, Edy menyampaikan pada bulan Mei juga ada kelompok yang mengalami penurunan indeks harga. Yakni, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,17 persen.

"Sementara kelompok pendidikan; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/ restoran tidak mengalami perubahan dibanding April 2021," ucapnya.

Jika berbicara komoditas, dia menuturkan, jenis yang paling banyak mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi tertinggi di Kalsel antara lain: angkutan udara, mangga, daging ayam ras, minyak goreng dan rokok kretek filter.

"Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, yakni bahan bakar rumah tangga, cabai rawit, cabai merah, bayam dan terong," tuturnya.

Secara terpisah, menanggapi data BPS Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel Birhasani menjelaskan, terjadinya inflasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Namun dengan memperhatikan kondisi saat ini, menurutnya inflasi terjadi lantaran ekonomi Kalsel sudah mulai bergerak positif.

"Dengan demikian daya beli masyarakat secara perlahan sudah mulai membaik, karena aktivitas ekonomi dari berbagai sektor. Seperti perhotelan, pasar, kafe, tempat wisata dan lain-lain mulai buka. Meski harus menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya. (ris/by/ran)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X