Angka Kematian Meningkat, RSD Kekurangan HFNC Untuk Merawat Pasien Covid-19

- Selasa, 8 Juni 2021 | 12:07 WIB
Angka persentase kematian karena Covid-19 di RSD Idaman Banjarbaru mengalami kenaikan. Setidaknya, kenaikan ini terpantau pada bulan Mei kemarin.
Angka persentase kematian karena Covid-19 di RSD Idaman Banjarbaru mengalami kenaikan. Setidaknya, kenaikan ini terpantau pada bulan Mei kemarin.

BANJARBARU - Angka persentase kematian karena Covid-19 di RSD Idaman Banjarbaru mengalami kenaikan. Setidaknya, kenaikan ini terpantau pada bulan Mei kemarin.

Dari data yang ada, terhitung sejak Januari tahun 2021 lalu. Persentase angka kematian berkisar dari 13 peraen hingga yang tertinggi 18 persen. Bulan Mei lalu, persentasenya terdata mencapai 18,3 persen.

"Untuk RSD Idaman, angka kematian bulan Mei memang naik jadi 18,3 persen. Yang mana jika dibandingkan bulan April lalu, persentasenya berada di 14,8 persen," jelas Kepala seksi pelayanan medik RSD Idaman Banjarbaru Dr Siti Ningsih.

Dilanjutnya, angka presentase tersebut didapatkan dari jumlah pasien yang meninggal dibandingkan jumlah total pasien dirawat pada bulan tersebut.

"Persentase naik ini kemungkinan karena bulan Mei kan bulan puasa, pasien banyak menahan diri di rumah sehingga yang sampai perawatan di RS memang berkurang, terutama yang memang kategori gawat, sedangkan yang keluhan sedang banyak bertahan di rumah," ceritanya.

Ditanyakan ihwal kemampuan RSD Idaman dalam menangani pasien Covid-19, mengingat masih ada ditemui sejumlah pasien yang harus dirujuk lagi ke RS lain. Siti menjawab bahwa sebetulnya pihaknya mampu dalam menangani kasus berat sekalipun.

"Sampai kasus berat bisa, cuman ICU kita kapasitasnya mampu 6 saja, seringkali pasien yang gawat lebih dari 6 sehingga harus rujuk ke RS lain untuk mendapatkan ICU yang di sana ada alat bantu nafas yang lebih sesuai kebutuhan pasien," jawabnya.

Kemudian, selain itu Siti menjelaskan bahwa alat di RSD Idaman ada keterbatasan, terutama HFNC (High Flow Nassal Canula) yang merupakan alat untuk menangani pasien Covid-19.

"Kita RSDI belum memadai untuk ini, yang ada hanya di ICU sedangkan pasien yang memerlukan itu, di isolasi non ICU masih belum tersedia alatnya, sehingga perlu dirujuk," bebernya.

Syahdan, di luar kelengkapan peralatan dalam penanganan, apakah SDM tenaga kesehatan di RSD Idaman untuk penanganan Covid-19 sudah memenuhi? Menurut Siti, pada dasarnya ada puluhan tenaga medis yang diprioritaskan khusus menangani pasien Covid-19.

"Untuk rinciannya, dokter IGD ada 13 orang, dokter paru-paru 2 orang, penyakit dalam 3 orang, dokter saraf ada 3 orang, dokter anak 3 orang, radiologi 1 orang, PK ada 2 orang dan anestesi 2 orang. Toral yang terlibat ada 48 orang, termasuk bedah dan lainnya," sebutnya.

Terkait dengan potensi kematian karena Covid-19 mengalami kenaikan, Siti meminta agar masyarakat yang mengalami gejala bahkan sudah tergolong parah untuk segera memeriksakannya ke fasilitas kesehatan terdekat atau ke RSD Idaman. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X