Doa untuk Kemajuan Umat Hindu HST

- Rabu, 9 Juni 2021 | 15:47 WIB
SEMBAHYANG: Umat Hindu Desa Labuan, Kecamatan Batang Alai Selatan khusyuk berdoa di Pura Datu Magintir. Suasana ibadah kali ini berbeda karena dipimpin langsung oleh Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, Senator DPD RI.
SEMBAHYANG: Umat Hindu Desa Labuan, Kecamatan Batang Alai Selatan khusyuk berdoa di Pura Datu Magintir. Suasana ibadah kali ini berbeda karena dipimpin langsung oleh Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, Senator DPD RI.

BARABAI-Suasana peribadatan umat Hindu di Desa Labuan, Batang Alai Selatan, Hulu Sungai Tengah (HST) kali ini berbeda dari biasanya. Sebab ritual sembahyang dipimpin langsung oleh Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, Senator DPD RI dari Provinsi Bali, Senin (7/6) sore.

 

Menggunakan pakaian khas kemeja putih, ratusan jemaat pria dan wanita khusyuk memanjatkan doa meminta anugerah dan agar dihindarkan dari segala hal yang tidak baik.

Proses peribadatan pun tak lupa menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti jaga jarak dan jemaat yang masuk ke dalam pura di cek suhu tubuhnya. Jika jemaat tidak membawa masker maka akan diberi masker oleh petugas pura setempat.

Pura Datu Magintir merupakan satu-satunya pura tempat ibadah untuk umum bagi umat Hindu di Hulu Sungai Tengah. Biasanya di rumah-rumah warga memang terdapat pura, namun pura itu disebut pura keluarga.

"Kalau Pura Datu Magintir ini terbuka untuk umum. Namun proses pembangunannya belum 100 persen selesai," kata pengelola Datu Magintir, Suwarno. Pihak pengelola pura mengatakan masih ada beberapa bangunan yang perlu dibangun. "Ini baru sekitar 40 persen," pungkasnya.

Arya Wedakarna mengaku terkesan melihat pura terbesar di Hulu Sungai Tengah ini. "Puranya luar biasa megah," kagumnya.

Arya meminta umat Hindu di HST agar menjaga dan merawat pura itu. Sebab ini tanda kemajuan umat. "Selain itu, ada beberapa syarat agar Hindu di HST berkembang lagi yakni ada pura, puri pusaka dan lainnya," tambahnya

Arya memberi nasihat, untuk memajukan umat Hindu, salah satunya mereka harus memiliki ciri khas daerahnya masing-masing. "Pura ini misalnya, harus memiliki ciri khas Dayak. Kalau segala sesuatu nya bernuansa Bali. Orang gak nyangka kalau pura ini ada di Kalsel. Contoh di Jawa, pura itu banyak seperti candi," ingatnya.

Banyak petuah yang diberikan Arya kepada umat Hindu di Labuhan. Tertutama mendorong dan menjaga persatuan toleransi hingga mencerdaskan anak muda di Meratus.

Arya menyebutkan umat Hindu, khsusunya di Kalimantan mengalami kemunduran. Kemunduran ini terjadi sejak runtuhnya Kerajaan Kutai pada abad ke 4. "Kita sekarang minoritas. Umat Hindu hanya tinggal 8 juta saja," kata Arya.

Karena itu, dia berharap umat Hindu harus didorong agar berkembang. Terutama dalam pendidikan agama Hindu. "Saya salut dengan umat Hindu di Labuhan. Setelah ini kita akan galang dana untuk bantuan mendirikan pura ini. Semoga ini bisa dituntaskan (pembangunan pura-red) dan diresmikan," tutup Arya. (mal/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X