Terima Jasa Jahit, Sebulan Raup Jutaan Rupiah, Begini Cara Mahasiswa Gunakan Waktu Kosong Kuliah Saat Pandemi

- Rabu, 9 Juni 2021 | 15:49 WIB
TETAP AKTIF: Mahasiswi UIN Antasari, Dwi Magfirah saat menjahit baju pesanan orang. Selama pandemi, wanita 24 tahun ini memanfaatkan waktu kosong kuliah untuk menerima jasa menjahit.
TETAP AKTIF: Mahasiswi UIN Antasari, Dwi Magfirah saat menjahit baju pesanan orang. Selama pandemi, wanita 24 tahun ini memanfaatkan waktu kosong kuliah untuk menerima jasa menjahit.

Selama pandemi Covid-19, aktivitas di kampus ditiadakan. Perkuliahan pun terpaksa dilakukan secara online. Kondisi tersebut membuat mahasiswa punya banyak waktu luang, karena jam kuliah berkurang. Hal ini ternyata dimanfaatkan oleh Dwi Magfirah untuk meraup rupiah.

-- Oleh: SUTRISNO, Banjarbaru --

Dwi Magfirah merupakan mahasiswi semester tujuh di UIN Antasari. Selama kampus ditutup karena wabah virus corona, dia memutuskan untuk pulang kampung di Desa Banua Batung, Kecamatan Pandawan, Hulu Sungai Tengah.

Selama di kampung, dia tetap mengikuti perkuliahan secara online. Namun jam kuliah tidak sebanyak seperti saat tatap muka di kampus, sehingga banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain.

Waktu kosong tersebut digunakan wanita 24 tahun ini untuk mencari rezeki, dengan menerima jasa jahit. Menjahit sendiri sebenarnya sudah lama dia tekuni, namun saat kuliah tatap muka hanya bisa dikerjakannya ketika libur: Sabtu dan Minggu.

Dwi Magfirah mengatakan, selama kuliah secara online, menjahit bisa dilakukannya setiap hari. Oleh karena itu, dirinya memanfaatkannya untuk menerima pesanan membuat baju, gaun muslimah, jubah dan lain-lain.

"Daripada waktu kosong terbuang sia-sia. Lebih baik dimanfaatkan untuk bekerja dengan membuka jasa menjahit. Lumayan, seminggu bisa ada pesanan tiga hingga empat baju," katanya.

Dari pekerjaan menjahit itu, dia mengaku bisa mengumpulkan pendapatan hingga Rp1 juta sebulan. "Lumayan bisa untuk bayar kuliah dan membantu orang tua," paparnya.

Agar bisa menarik banyak pemesan, Magfirah rutin mempromosikan usaha jahitnya di media sosial. Mulai dari Facebook, Instagram hingga WhatsApp. "Juga promosi ke mulut-mulut. Melalui keluarga dan teman," ucapnya.

Dia menuturkan, selama ini yang menjahit di tempatnya datang dari berbagai kalangan. Mulai dari dosen, guru, teman-temannya hingga tetangganya. "Alhamdulillah, bisa menggarap semua pesanan tanpa harus mengganggu jadwal kuliah," tuturnya.

Magfirah berharap pandemi cepat berlalu, agar kampus bisa dibuka seperti dulu lagi. Masyarakat juga dapat beraktivitas tanpa merasa takut tertular Covid-19. "Karena kalau ada Covid-19, semua kegiatan serba dibatasi. Untuk meminimalisir penularan," katanya.

Dia juga ingin, pemerintah bisa memberikan tambahan keahlian bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. "Seperti saya, karya menjahit bisa dikembangkan. Tidak hanya terfokus menjahit baju, bisa juga membuat masker atau jilbab," ungkapnya.

Selain keahlian, menurutnya pemerintah juga perlu memberikan jalan bagi UMKM untuk memasarkan produknya. "Sebab, selama ini sejumlah UMKM kebingungan dalam menjual produknya," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X