BANJARMASIN - Menjadi Nanang Galuh (Naga) Banjar memang keren, tapi bukan berarti gampang. Gerak-gerik mereka diawasi, terutama di dunia maya.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin akan menjadi wasit. Bila ada unggahan yang menyerempet hal-hal negatif, maka akan disemprit.
Bentuknya apa saja. Status, foto, video atau bahkan komentar.
Alasannya, sudah jelas, Naga adalah publik figur yang dituntut menjadi contoh untuk generasi muda.
Bila kasusnya masih ringan, cukup ditegur. Tapi kalau sudah parah, status Naga-nya bisa dicabut pemko.
Kepala Disbudpar Banjarmasin, Ikhsan Alhak menyatakan, akun media sosial para Naga Banjar sudah didata untuk diawasi.
"Kalau tetap melanggar, kerugian bagi mereka sendiri," ujarnya kemarin (17/6).
Sebagai role model, Naga dituntut tampil sebagai sosok yang berprestasi dan berpengetahuan.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Banjarmasin, Akhmad Fydayeen meminta Naga memberikan kontribusi dalam mempromosikan Kota Seribu Sungai. "Di kancah nasional, bahkan internasional," sebutnya.
Seperti biasa, mereka akan diajak pemko terlibat dalam banyak event. "Baik event kesenian, kebudayaan maupun pemerintahan," tambahnya.
Lalu, bagaimana Nanang terpilih Lani Wardana menyikapinya? Pertama, ia hendak mengajak para seniornya untuk berdiskusi. Menggali potensi pariwisata dan budaya yang bisa "dijual".
"Kami juga pengin aktif dalam kerja-kerja sosial," kata Lani. (war/fud/ema)