Dunia Usaha Mulai Menggeliat, 6 Ribu Pekerja Masih Terdampak Covid

- Jumat, 18 Juni 2021 | 16:00 WIB
BANYAK MENGANGGUR: Para buruh mengaso seusai kerja proyek. Sejak 2020 lalu 11 ribu tenaga kerja di Kalsel yang kehilangan pekerjaan. Sekarang, angka tersebut menurun jadi 6 ribu orang.
BANYAK MENGANGGUR: Para buruh mengaso seusai kerja proyek. Sejak 2020 lalu 11 ribu tenaga kerja di Kalsel yang kehilangan pekerjaan. Sekarang, angka tersebut menurun jadi 6 ribu orang.

BANJARBARU - Memasuki 2021 dunia kerja di Kalsel mulai menggeliat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang kembali memanggil karyawannya, setelah sebelumnya dirumahkan.

Kepala Disnakertrans Kalsel, Siswansyah mengatakan, lantaran terdampak Covid-19 pada 2020 ada 11 ribu tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan. Baik itu dirumahkan, maupun di PHK. Sekarang, angka tersebut tersisa 6 ribu orang.

"Karena sejak Januari 2021 dunia usaha mulai menggeliat. Yang dirumahkan, dipanggil perusahaannya untuk bekerja lagi," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, pekerja yang mulai dipanggil perusahaan paling banyak di sektor pariwisata. Seperti, restoran, mal dan lain-lain. "Kalau yang masih belum kerja kebanyakan para buruh harian lepas di pelabuhan," ungkapnya.

Walaupun belum semua tenaga kerja kembali bekerja, namun dia optimis dunia usaha bisa stabil lagi. "Hal itu ditandai dengan patuhnya perusahaan membayar THR. Tahun lalu banyak perusahaan yang menyicil THR, sementara tahun ini sebagian besar tepat waktu," ujarnya.

Disampaikan Siswansyah, tahun ini dari sekitar 4 ribu perusahaan cuma 14 yang digugat karena tidak membayar THR. Namun, setelah diproses sudah ada 11 yang menyelesaikannya. "Jadi hanya sisa 3 perusahaan yang bermasalah dengan THR. Artinya, perusahaan di Kalsel sudah membaik," ucapnya.

Dia berharap, wabah virus corona segera berlalu. Sehingga, dunia usaha bisa semakin menggeliat. "Sebenarnya, setelah menuju new normal ini ekonomi mulai menggeliat. Sebab, hotel, rumah makan, mal dan hiburan sudah mulai memanggil karyawannya kembali," ujarnya.

Sementara itu, selain para pekerja yang mulai dipanggil perusahaan untuk bekerja lagi, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat, angka pengangguran periode Agustus 2020 - Februari 2021 juga mengalami penurunan.

Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, pada Agustus 2020 jumlah pengangguran di Banua mencapai 103.648 orang, sedangkan Februari 2021 turun menjadi 95.001. "Jadi ada penurunan sekitar 8.647 orang," katanya, baru-baru tadi.

Diungkapkannya, pengangguran yang mereka catat merupakan masyarakat yang masuk dalam penduduk usia kerja berusia di atas 15 tahun. "Karena usia ini memiliki potensi untuk masuk ke pasar kerja," ungkapnya.

Yos menambahkan, penduduk usia kerja di Kalsel dalam setahun terakhir mengalami kenaikan: dari 3,13 juta orang pada Februari 2020, menjadi 3,18 juta di Februari 2021. "Penduduk usia kerja cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Kalsel," tambahnya.

Terkait turunnya angka pengangguran di Banua, dia menyampaikan, ini dikarenakan semua lapangan pekerjaan mengalami kenaikan dalam menyerap tenaga kerja. "Kecuali sektor pertanian, perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yang mengalami penurunan," ucapnya.

Sektor pertanian sendiri kata dia, saat ini masih menjadi lapangan pekerjaan yang memiliki distribusi tenaga kerja terbesar. "Pada Februari 2021 ada 30,64 persen penduduk Kalsel yang bekerja di sektor pertanian. Turun dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 33,33 persen," katanya.

Sedangkan, perdagangan, rumah makan dan akomodasi menurut Yos, menjadi sektor terbesar kedua dalam menyerap tenaga kerja. Februari 2021, ada 26,61 persen penduduk Banua bekerja di sektor ini. Sedangkan Agustus 2020 sebanyak 26,65 persen.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X