Sehari Cuma Bertambah 5 Kasus, Covid-19 di Kalsel Tak Sehebat di Jawa

- Selasa, 22 Juni 2021 | 15:34 WIB
Kepala Dinkes Kalsel, M Muslim
Kepala Dinkes Kalsel, M Muslim

BANJARBARU - Ketika kasus Covid-19 di di Pulau Jawa sedang tinggi-tingginya, di Kalsel ancaman virus corona justru menurun. Biasanya sehari tambahan kasus bisa sampai 100 lebih, saat ini rata-rata cuma ditemukan puluhan kasus.

Bahkan, data Dinas Kesehatan Kalsel menyebutkan, kasus Covid-19 Senin (21/6) hanya bertambah lima. Angka ini tidak sebanding dengan daerah di Pulau Jawa yang kasusnya terus melonjak.

Cuma bertambah lima kasus, membuat jumlah angka positif Covid-19 di Kalsel per 21 Juni 2021 menjadi 35.570. Dari angka ini, 33.892 di antaranya sembuh, 625 lainnya masih dirawat dan 1.053 sisanya meninggal dunia.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinkes Kalsel, M Muslim belum mengetahui secara pasti kenapa kasus Covid-19 di Banua mengalami penurunan signifikan. Padahal, jumlah spesimen yang diperiksa sama dengan bulan-bulan sebelumnya.

"Spesimen yang diperiksa masih sama, sesuai standar WHO. Yakni 1 per 1000 penduduk," katanya kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Dia mengungkapkan, selain menurunnya kasus, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit juga turun signifikan dibandingkan bulan lalu. "BOR saat ini cuma 21 persen. Bulan lalu padahal bisa sampai 50 persen," ungkapnya.

Meski begitu, Muslim mengajak semua elemen masyarakat tetap waspada. Sebab, virus corona masih ada. "Kita tetap waspada walaupun kondisi kita seperti ini. Protokol kesehatan harus tetap dijalankan secara ketat," ucapnya.

Lalu bagaimana dengan vaksinasi? Dia menuturkan, saat ini sudah 91 persen dari total 457 ribu dosis vaksin yang diterima Kalsel digunakan. "Mungkin sehari atau dua hari lagi akan ada tambahan vaksin lagi," tuturnya.

Terkait realisasi vaksinasi, Muslim menyampaikan, secara keseluruhan baru 36 persen. Dengan rincian, tenaga kesehatan 98 persen, petugas publik 63 persen dan lansia 5,4 persen. "Percepatan vaksinasi terus kita lakukan," tuturnya.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi dr IBG Dharma Putra meminta pemerintah agar tetap mengantisipasi lojakan kasus. "Mumpung belum terjadi, maka harus sudah ada langkah antisipasinya," pintanya.

Dia menjelaskan, ada dua kegiatan penting yang harus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid. Yakni, tindakan yang beraspek mumpung belum terjadi serta tindakan yang beraspek jika nanti sudah terjadi. "Tindakan yang beraspek mumpung belum terjadi, tentunya dilakukan dengan melalui percepatan vaksinasi," jelasnya.

Oleh karena itu, menurutnya sangat dianjurkan adanya pencapaian target vaksinasi prioritas yang diyakini dapat membantu menurunkan angka penularan. "Sekaligus menurunkan angka kesakitan yang memerlukan perawatan di rumah sakit, serta menurunkan angka kematian karena covid," ujarnya.

Disampaikannya, dengan melihat pengalaman negara lain, target prioritas dalam program vaksinasi adalah petugas kesehatan dan lansia. Pemilihan target prioritas menurut Dharma telah terbukti dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19.

Selain adanya penentuan target prioritas, dia mengungkapkan, diperlukan juga peningkatan kepatuhan terhadap protokol kesehatan serta optimalisasi kegiatan tracing, testing dan tracking.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X