Meski Masih Pandemi, Banyak Sekolah yang Ingin Segera Lakukan Pembelajaran Tatap Muka

- Selasa, 22 Juni 2021 | 15:40 WIB
SIAP TATAP MUKA: Tes potensi akademik di Universitas Lambung Mangkurat belum lama tadi. | FOTO: IST
SIAP TATAP MUKA: Tes potensi akademik di Universitas Lambung Mangkurat belum lama tadi. | FOTO: IST

BANJARMASIN - Persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang SMA/SMK dan SLB dimatangkan oleh Pemprov Kalsel. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel berencana menggelar rapat koordinasi bersama Satgas Covid-19 dan Pj Gubernur Kalsel untuk membahas hal ini. Pasalnya semakin banyak sekolah yang menginginkan sekolah digelar normal atau kembali tatap muka.

Kepala Disdikbud Kalsel, M Yusuf Effendi mengatakan, rakor pembahasan terkait PTM rencananya dilaksanakan pada Kamis (24/6) nanti. "Nanti akan dibahas bagaimana kesiapan sekolah dan terkait kondisi Kalsel apakah memungkinkan menggelar PTM atau tidak," katanya.

Dia mengungkapkan, apa pun hasil rakor nanti pada dasarnya keputusan akhir ada di tangan Pj Gubernur Kalsel. "Kalau pun nanti kami sepakat PTM dilaksanakan, tapi Pak Gubernur tidak berkenan maka PTM ditunda dulu," ungkapnya.

Yang terpenting menurutnya, persiapan belajar tatap muka terus dilakukan. Sehingga ketika sekolah siap dan kondisi mendukung, PTM dapat langsung dilakukan. "Sambil kita menunggu laporan kesiapan PTM dari sekolah," ujarnya.

Yusuf menyebut dari 354 SMA/SMK dan SLB sudah ada sekitar 226 sekolah yang menyerahkan laporan kesiapan melaksanakan PTM. "Jadi 70 persen sekolah yang sudah melapor," sebutnya.

Dia menuturkan, awalnya cuma 78 sekolah yang melaporkan kesiapan PTM. Namun setelah pihaknya mengimbau, satuan pendidikan tidak diperkenankan melaksanakan PTM apabila tidak menyerahkan laporan, semakin banyak sekolah yang menyampaikan kesiapan. "Dari 78 sekolah, berkembang jadi 100. Lalu 200 sekolah, sekarang 226," tuturnya.

Disampaikan Yusuf, bahan laporan yang diserahkan satuan pendidikan berisikan tentang syarat-syarat pelaksanaan PTM. "Seperti persetujuan orang tua, kesiapan protokol kesehatan dan keterangan dari Satgas Covid-19 mengenai posisi sekolah berada dalam zona apa," tuturnya.

Dia menegaskan, sekolah yang mau melaksanakan belajar tatap muka harus melihat zonasi pemukiman siswa, guru dan tenaga pendidiknya. Kalau berada di zona hijau dan kuning maka sekolah diperkenankan buka. "Tapi kalau zona merah dan orange, sekolah tidak dibolehkan buka," tegasnya.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi dr IBG Dharma Putra menyarankan agar pemerintah menunda dulu menggelar PTM. Karena risiko Covid-19 terhadap anak saat ini tengah meninggi. "Hentikan sekolah tatap muka dan diulangi dengan lebih baik, melalui strategi uji coba yang ketat. Pelan, pasti dan mantap," sarannya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 8 Juni 2021, tercatat 229.079 anak Indonesia yang terinfeksi dan 620 orang di antaranya meninggal dunia.

Jika berdasarkan umur, 0-5 tahun dengan kasus 52.482 dan meninggal 292 orang. Kemudian 6-18 tahun dengan kasus 176.597 dan meninggal 328 orang.

Data nasional saat ini proporsi kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun 12,5 persen. Artinya, 1 dari 8 kasus konfirmasi itu adalah anak dengan 50 persen kasus kematian Covid-19 anak adalah balita.

Menurut Dharma, meningginya risiko Covid-19 pada anak dikarenakan kesiapan infrastruktur, alat serta obat-obatan. "Saat ini saja 1 dari 8 kasus adalah kasus anak, dengan angka kematian di tingkat nasional berkisar 3 sampai 5 persen," pungkasnya.

ULM Akan Gelar Perkuliahan Tatap Muka

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X