Permintaan Hewan Kurban Diprediksi Naik

- Rabu, 23 Juni 2021 | 10:39 WIB
MENINGKAT: Hewan kurban yang diperlukan masyarakat Banua diprediksi meningkat 10 persen pada Hari Raya Kurban ini. | Foto: IST
MENINGKAT: Hewan kurban yang diperlukan masyarakat Banua diprediksi meningkat 10 persen pada Hari Raya Kurban ini. | Foto: IST

BANJARBARU - Hari Raya Iduladha sebentar lagi tiba. Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel telah menghitung estimasi jumlah hewan kurban yang diperlukan masyarakat Banua. Mereka memprediksi tahun ini permintaan binatang untuk berkurban meningkat 10 persen.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Disbunnak Kalsel Rina Savita mengatakan, keperluan hewan kurban pada 2020 lalu sekitar 12.512 ekor. Tahun ini, diperkirakan mencapai 13.763 ekor.

"Paling banyak yang diperlukan sapi. Iduladha tahun lalu yang dipotong 10.174 ekor. Tahun ini estimasinya bisa sampai 11.191," katanya kepada awak media, kemarin (22/6).

Sedangkan untuk jenis hewan kurban lainnya, dia mengungkapkan, permintaan kambing pada Iduladha tahun ini kemungkinan sekitar 2.090 ekor. Karena 2020 lalu ada 1.900 kambing yang dipotong. "Sedangkan kerbau tahun lalu 425 ekor, tahun ini mungkin 468. Kemudian domba dari 13 ekor pada tahun lalu, tahun ini bisa 14 ekor," ungkapnya.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat Kalsel, Rina menyampaikan, saat ini hewan kurban yang tersedia sekitar 13.547 ekor. Terdiri dari, 10.353 sapi, 894 kerbau dan 2.300 kambing.

"Berdasarkan informasi pelaku usaha yang mendatangkan sapi ke Kalsel, akan didatangkan 2.800 ekor sapi untuk mengantisipasi kekurangan hewan kurban pada tahun ini," ucapnya.

Sapi sendiri kata dia, biasanya didatangkan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Sementara itu, terkait pelaksanaan kurban, mengingat saat ini dalam situasi pandemi Covid-19, Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengimbau agar memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. "Ini untuk pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19," imbaunya.

Salah satu protokol kesehatan yang perlu dilakukan menurutnya, pelaksanaan pemotongan hewan kurban diharuskan menghindari kerumunan massa. "Supaya tidak terjadi kerumunan, lebih baik orang yang hadir dalam pemotongan hewan dibatasi," katanya.

Dia juga menyarankan, pelaksanaan pemotongan hanya dihadiri oleh panitia. Setelah selesai panitia kemudian mengantarkan daging langsung ke tempat penerima. "Jadi penerima daging kurban tidak mengambil ke tempat pemotongan hewan kurban," sarannya.

Di sisi lain, ihwal tren penjualan sapi, Udin, salah seorang peternak sapi di Kiram, Kabupaten Banjar mengungkapkan, mewabahnya virus corona membuat penjualan sapi masih lesu. Padahal, Iduladha sebentar lagi tiba. "Biasanya seperti ini sudah ada yang beli sapi untuk kurban. Tapi sekarang belum ada," ujarnya.

Dia menambahkan, belum ramainya penjualan sapi, membuat harganya masih stabil. Untuk sapi dengan berat 250 kilogram misalnya, harganya saat ini hanya Rp13 juta. "Padahal, dua tahun lalu bisa sampai Rp14,5 juta," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X