AMUNTAI - Diam-diam, wilayah daratan perairan dan rawa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menyimpan potensi sumber daya alam berupa gas metana. Apabila dikelola, memungkinkan meningkatkan ekonomi di daerah ini.
Fenomena munculnya gas metana ini kerap dijumpai warga saat melakukan pengeboran air tanah. Khususnya di Kecamatan Babirik dan Danau Panggang. Bau gas sering muncul menyengat.
Soal potensi gas metan ini pernah diberitakan Radar Banjarmasin, Maret 2016. Saat itu, Johan, warga RT 03 Desa Sungai Dalam, Kecamatan Babirik berniat mengolah sumur bor. Yang tak hanya air, gas juga ikut serta.
Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam Setda HSU Ir Muhammad Rafiq membenarkan potensi kandungan mineral berupa metana di HSU. Geografis daerah ini merupakan lahan rawa dan gambut.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan di bawah rawa mengandung mineral metana. "Beberapa kejadian gas yang keluar apabila disulut api berkobar dan mengeluarkan bau khas metana," katanya, Rabu (30/6).
Pria yang pernah bertugas di Tim-Tim (Timor-Timor,red) ini mengaku, menurut ahli dari PT Pertamina EP yang pernah melihat lokasi saat itu, gas yang keluar merupakan metana pada permukaan.
"Infonya, gas ini keluar akibat proses penggalian sumur bor, saat tepat berada pada kedalaman 80 meter. Cadangannya tidak terlalu banyak," ungkapnya. Namun dapat dipastikan, hampir di seluruh wilayah HSU memiliki potensi kandungan gas tersebut.
Budi Lesmana, akademisi di STIA Amuntai, menyampaikan, secara normatif daerah yang punya potensi SDA gas metana tentu berkah. Apalagi gas pada jangka panjang sebenarnya dapat memberi manfaat bagi daerah.
Tetapi, karena sifat SDA yang ada bukan mineral atau ekstrak, tentu butuh perlakuan yang lebih khusus. "Kita harapkan dari pemerintah dan Pertamina selaku pemegang kuasa khusus minyak dan gas, menjamin bahwa SDA itu aman bagi publik dan ekosistem setempat," ucapnya. (mar)