Delta Force

- Jumat, 2 Juli 2021 | 15:04 WIB

SAMA seperti Anda, saya juga bosan dengan liga corona ini.

-- Oleh: Muhammad Syarafuddin --

Semusim lebih bersama pandemi, pertanda laga final akan dihelat tak kunjung tampak. Justru turnamennya semakin sengit.

Yang paling menyebalkan dari virus adalah kecepatannya dalam bermutasi.

Dari Inggris ada varian alfa. Lalu varian beta dari Afrika Selatan. Kemudian varian gamma dari Brasil. Sekarang varian lambda dari Peru.

Masing-masing varian memiliki taktiknya sendiri. Lebih cepat menular, lebih berisiko gejala berat, atau lebih mampu bertahan dari vaksin.

Tapi yang dijagokan adalah varian delta dari India. Saking anunya, warga dianjurkan mengenakan masker dua lapis.

Kabarnya, ngobrol sebentar saja dengan si inang sudah bisa tertular. Astaga, ini virus apa setan.

Varian-varian itu membuat virus versi original dari Cina tampak seperti flu biasa. Tak ada apa-apanya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut varian lawas membutuhkan waktu tiga bulan untuk meledak. Sementara varian delta hanya memerlukan waktu tiga pekan.

IDI juga menduga amuk corona di Jawa bukan disebabkan arus mudik dan balik. Melainkan akibat mudahnya pekerja asing dari zona merah keluar masuk perbatasan.

Dari siaran televisi kita menyaksikan, rumah sakit di Jawa hampir kolaps. Pasien covid dirawat di halaman parkir, di bawah tenda-tenda. Sementara tabung oksigen isi ulang ramai dijual.

Siswa-siswi dari akademi kesehatan militer telah dikerahkan untuk membantu dokter dan perawat yang kelelahan.

Yang menyedihkan, kebijakan pemerintah tak kunjung bermutasi. Masih mengandalkan solusi yang itu-itu juga.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X