Mencegah Invasi Varian Delta di Kalsel

- Sabtu, 3 Juli 2021 | 11:00 WIB
Penulis: Hidayatullah Muttaqin
Penulis: Hidayatullah Muttaqin

Varian Delta B.1.617.2 pada saat ini menjadi pusat perhatian dunia.Virus varian dari India ini mengangkat kembali gelombang pandemi di America Serikat dan Benua Eropa serta belahan dunia lainnya dengan laju penularan 60% lebih tinggi dibanding varian Alpha B.1.1.7 dari Inggris dan menyebabkan dua kali lipatjumlah penderita yang membutuhkan layanan rumah sakit.

===============================
Oleh: HIDAYATULLAH MUTTAQIN
Anggota Tim Pakar Covid-19 ULM,
Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ULM
===============================

Varian Delta juga sudah terlacak di Indonesia dan diduga sebagai penyebab ledakan kasus nasional dalam dua minggu terakhir. Hingga 1 Juli, jumlah kasus kumulatif nasional mencapai2.178.272 orang dengan 58.995 kasus kematian.

Satu bulan setelah Ramadhan rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 Indonesia sebanyak 5.527 orang dengan jumlah kematian sbesar 165 orang per hari. Dalam seminggu terakhir kasus konfirmasi positif Covid-19 sudah melonjak tinggi hingga 3,9 kali lipat rata-rata kasus harian selama sebulan setelah Ramadhan. Sedangkan kasus kematian pada seminggu terakhir bertambah 2,6 kali lipat.

Besarnya dampak varian Delta pada kasus Covid-19 nasional, maka sudah kita harus melakukan mitigasi terhadap potensi masuknya varian dari India ini ke Kalimantan Selatan. Mitigasi ini bertujuan untuk mencegah ledakan kasus terjadi agarrumah sakit tidak overload, obat-obatan dan oksigen tetap tercukupi, melindungi tenaga kesehatan dan SDM kesehatan lainnya, serta menghindarkan lebih banyak kematian pasien Covid-19.

Mitigasi adalah sebuah langkah untuk mencegah terjadinya suatu kondisi yang tidak diinginkan terjadi. Potensi kejadian diketahui berdasarkan prediksi berbasis data.

Dalam situasi pandemi Covid-19 nasional yang tengah meledak kasusnya akibat “amukan” varian Delta, sangatlah penting tindakan mitigasi masuknya varian Delta ke Banua kita. Mitigasi dilakukan dengan mempersiapkan masyarakat dari sisi pentingnya melindungi mereka dari bahaya Covid-19 sehingga mereka memiliki kesadaran untuk menerima, mendukung dan berpartisipasi dalam berbagai pembatasan yang akan diterapkan.Di sini masyarakat memerlukan ketauladanan dari setiap pemimpin daerah dan pemangku kebijakan.

Untuk mencegah potensi penyebaran varian Delta di Kalimantan Selatan, setidaknya ada empat strategi yang perlu diimplimentasikan. Pertama, menurunkan laju mobilitas penduduk baik mobilitas lokal maupun mobilitas antar daerah dan antar pulau. Strategi paling cepat untuk pengendalian mobilitas penduduk adalah dengan lockdown total. Namun strategi ini tidak diadopsi oleh Pemerintah Indonesia.

Menurunkan mobilitas penduduk tidak bisa hanya dengan mendirikan posko-posko pemeriksaan di perbatasan daerah sehingga kemudian berpotensi terjadi penumpunan manusia. Menurunkan mobilitas penduduk adalah dengan mengatur penyebab orang melakukan mobilitas. Penggerak terbesar mobilitas penduduk adalah kegiatan ekonomi. Karena itu upaya memperlambat mobilitas penduduk adalah dengan menurunkan “tensi” kegiatan ekonomi.

Kedua, meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang ketat dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, melipatgandakan testing dan tracingagar warga yang terinfeksi cepat dideteksi dan diisolasi sehingga potensi penularan lebih jauh dapat dicegah.

Keempat adalah percepatan vaksinasi. Meskipun varian Delta berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, tetapi berdasarkan berbagai hasil penelitian dua dosis suntikan vaksin dapat mengurangi risiko kesakitan dan kematian jika seseorang tertular Covid-19.

Penerapan keempat strategi pencegahan perlu dilihat dari sisi pendekatan demografi, karena yang diatur adalah penduduk. Salah satunya adalah dengan melihat pola sebaran kasus dan risiko kematian Covid-19 menurut kelompok umur. Dalam hal ini yang digunakan adalah pendekatan kelompok generasi.

Pendekatan kelompok generasi ini dilakukan untuk melihat generasi apa yang menjadi motor penyebaran kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan dan generasi yang mengalami risiko paling kematian paling besar. Pendekatan terhadap kelompok generasi harus disesuaikan karena perbedaan tingkat kematangan berpikir dan perbedaan jenis kegiatan dan tingkat aktivitas.

Merujuk kepada hasil analisis data NAR dari Dinas Kesehatan Kalsel, selama pandemi Covid-19 sampai dengan bulan Mei 2021 generasi yang paling banyak terpapar virus adalah Gen Y atau yang lebih dikenal sebagai milenial yang pada tahun ini berumur antara 25 sampai dengan 40 tahun. Jumlah penderita Covid-19 Kalsel dari kalangan milenial adalah sebanyak 35,8%. Kemudian disusul Gen X (41-56 tahun) sebesar 26,8% dan Gen Z(9-24 tahun) 26,8% dari jumlah kasus kumulatif.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X