BANJARBARU - Lantaran menghabiskan anggaran sangat besar, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memutuskan untuk menawarkan sejumlah proyek strategis bidang infrastruktur dengan nilai triliunan rupiah kepada manajemen PT Pasific Global Investment, Korea Selatan.
Penjajakan kerja sama tersebut telah dipertajam dalam penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang dilakukan di ruang rapat Kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru, Jumat (2/7).
Penandatangan MoU Pemprov Kalsel dengan perusahaan di bawah naungan Fasific Group, sekaligus rapat pembahasan investasi tersebut menghadirkan Ketua DPRD Kalsel, Supian HK dan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Nurul Fajar Desira di awal pertemuan memaparkan, proyek yang ditawarkan ke investor Korsel di antaranya ialah pembangunan Jembatan Pulau Laut - Dataran Kalimantan senilai Rp3,6 triliun.
Saat ini, jembatan yang terletak di antara Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu itu sudah terbangun jalan penghubung. Sementara, bentang utama jembatan sepanjang 700 meter belum dibangun.
Fajar menambahkan, proyek kedua yang ditawarkan yaitu pembangunan Jalan Lintas Banjarbaru – Batulicin, Tanah Bumbu yang sudah memiliki Kawasan Ekonomi Terpadu (KET).
"Jalan sepanjang 157 kilometer ini akan melintasi Pegunungan Meratus yang bisa mempercepat jarak tempuh dibanding jalur yang digunakan masyarakat saat ini,” tambahnya.
Estimasi biaya proyek tersebut kata dia mencapai Rp14,3 triliun, dengan tawaran pola pinjaman daerah kepada investor.
Selanjutnya, proyek yang ditawarkan yakni jalur kereta api sepanjang 215 kilometer yang menghubungkan Kota Banjarmasin – Tanjung, Kabupaten Tabalong dengan perkiraan biaya Rp25,7 triliun.
Pembangunan Pelabuhan Trisakti baru senilai Rp220 miliar di Kota Banjarmasin juga jadi alternatif investor Korsel yang berminat berinvestasi di Kalsel.
Jika proyek ini ditambah dengan kawasan industri terpadu di Mantuil, investasi diperkirakan mencapai Rp2 triliun. "Kita tawarkan proyek pelabuhan, lengkap dengan kawasan ekonomi terpadu dan jalan aksesnya,” jelas Fajar.
Terakhir disampaikannya, proyek tambahan yang ditawarkan Pemprov Kalsel adalah pembangunan Pusat Jantung Terpadu di RSUD Ulin Banjarmasin senilai Rp175 miliar dengan pola kerja sama berupa pinjaman.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mengatakan, setelah penandatanganan MoU, akan dilanjutkan dengan tahapan lain yang lebih detil. Sehingga bisa dilakukan Memorandum of Agreement (MoA).
“Kita harapkan jarak MoU dan MoA tidak terlalu lama, karena perencanaan ini bagi Kalsel sudah lama sekali: sejak 2016 direncanakan." ujarnya usai melakukan pertemuan.
Dikatakannya, sebenarnya ada banyak proyek pembangunan di Kalsel. Namun yang ditawarkan hanya sebagian. "Yakni yang menjadi skala prioritas dan mampu memberikan dampak luas terhadap perekonomian Kalsel," katanya.
Menurutnya, Kalsel memiliki masa depan cerah terkait dunia usaha. Karena terdapat banyak potensi, mulai perkebunan, kekayaan laut, kekayaan alam dan sebagainya.
Namun diakuinya, untuk mengolah hasil yang maksimal, diperlukan infrastruktur dan sarana/prasarana yang memadai. Karenanya kerja sama lebih banyak ditujukan kepada penyediaan infrastruktur, sehingga bisnis lain bisa terdorong.
“Infrastuktur rumah sakit bonus saja ini, karena Korea terkenal dengan medical bisnis yang baik, maka belajar dengan Korea sesuatu yang lumrah,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK menyambut baik penjajakan kerjasama Pemprov Kalsel dengan PT Pasifik Global Investment Manajemen. Diharapkan kerja sama lebih konkret segera terwujud dan berkelanjutan.
Diungkapkannya, keterbatasan dana pemerintah dalam pembiayaan pembangunan tidak bisa dipungkiri, sehingga upaya percepatan pembangunan perlu melibatkan pihak swasta atau investor. "Kami mendukung penuh upaya ini," tegasnya. (ris/ran/ema)