Kasus Naik, Permintaan Obat dan Suplemen Meningkat

- Jumat, 9 Juli 2021 | 16:08 WIB
PERMINTAAN MENINGKAT: Salah satu pedagang obat dan alat kesehatan di pusat pertokoan Pasar Niaga Banjarmasin. Sejak banyaknya kasus, permintaan obat dan vitamin meningkat.  | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN
PERMINTAAN MENINGKAT: Salah satu pedagang obat dan alat kesehatan di pusat pertokoan Pasar Niaga Banjarmasin. Sejak banyaknya kasus, permintaan obat dan vitamin meningkat. | FOTO: M OSCAR FRABY/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Selain menjaga kebugaran, obat-obatan dan suplemen menjadi keharusan di saat pandemi. Khususnya mereka yang sedang isoman (isolasi mandiri).

Ilmi, salah satu pedangan obat dan alat kesehatan di pusat pertokoan Pasar Niaga Banjarmasin mengaku, tren permintaan dalam beberapa hari ini mulai meningkat. Khususnya vitamin untuk meningkatkan data tahan tubuh. “Sekitar sepekan permintaan mulai bertambah,” ungkapnya kemarin.

Dia mengatakan onjakan permintaan bahkan mencapai 5 kali lipatnya. “Kasus Covid-19 di Banjarmasin kan mulai meningkat, mungkin gara-gara ini permintaan tinggi,” imbuhnya.

Tak hanya suplemen, obat antibiotik pun diburu masyarakat dalam beberapa hari ini. Dia mencontohkan seperti Azithromycin yang acap kali dicari pembeli. “Kalau vitamin seperti Becomzet, Caviplex juga banyak dicari,” bebernya.

Lalu bagaimana dengan ketersediaan stok di tempatnya? Ilmi menerangkan, stok masih cukup karena pasokan dari perusahaan distribusi masih rutin mengirim. “Insya Allah masih aman. Permintaan tinggi kan baru saja. Sebelumnya normal, jadi stok dulu pun masih ada,” tukasnya.

Lalu bagimana dengan obat Ivermectin yang saat ini disebut-sebut sebagai obat yang dapat mengobati Covid-19? Dia mengungkapkan, permintaannya tak seperti vitamin dan suplemen. Hanya beberapa orang yang bertanya. “Tapi saya tak jual. Itu kan obat khusus mengobati cacingan. Lakunya lama, kalah dengan merk lain,” terangnya.

Ivermectin sendiri saat ini masih dilakukan uji klinis oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan. Belum ada hasil resmi, apakah obat ini benar-benar ampuh mengobati Covid-19.

Soal obat ini, Dosen Farmasi STIKES Borneo Lestari, Hasan Ismail mengingatkan, agar masyarakat tak gegabah dan mengkonsumsi obat ini.Pasalnya, baik BPOM dan Kementerian Kesehatan belum mengeluarkan izin edar indikasi obat ini untuk mengobati Covid-19. Dikatakannya, izin edar Ivermectin saat ini adalah hanya untuk obat cacing, yang dosisnya pun harus sesuai aturan.

Dijelaskannya, obat ini digunakan hanya 1 kali dalam setahun. Secara farmakologi sebutnya, masyarakat harus memikirkan dampak efek samping yang ditimbulkan jika mengkonsumsi obat ini tak sesuai aturan. “Kabarnya ada yang menyebutkan bisa dikonsumsi dua sampai tiga kali sehari, tentu harus diperhatikan dampaknya. Jangan sampai malah menimbulkan permasalahan lain di kesehatan tubuh. Khususnya gangguan saraf,” katanya kemarin.

Pria yang juga menjabat sebagai Presidium Nasional Farmasis Indonesia Bersatu ini menambahkan Ivermectin adalah obat cacing yang berhubungan dengan usus. Beda dengan Covid-19 yang mana organ tubuh diserang adalah paru-paru dengan mengabitakan sesak napas. “Di Pulau Jawa obat ini sudah ramai dicari. Saya sudah menyampaikan kepada rekan sejawat apoteker tak menyerahkan Ivermectin sebagai terapi obat Covid-19 sebelum ada izin edar,” tandasnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X