Kubu-kubuan Pengelolaan Makam Sultan, Kubu Gusti Nur Aina Desak Pemko yang Ambil Alih

- Sabtu, 10 Juli 2021 | 04:19 WIB
DUKUNG PEMKO: Mengatasnamakan kubu Pegustian Raja Banjar, Gusti Nur Aina menunjukkan dukungan kepada Pemko Banjarmasin untuk mengambil alih pengelolaan Makam Sultan Suriansyah. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
DUKUNG PEMKO: Mengatasnamakan kubu Pegustian Raja Banjar, Gusti Nur Aina menunjukkan dukungan kepada Pemko Banjarmasin untuk mengambil alih pengelolaan Makam Sultan Suriansyah. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Seusai Balai Kota didemo kubu H Maulana cs, Kamis (8/9) lalu, giliran kubu Gusti Nur Aina yang mendatangi kantor wali kota, kemarin (9/7).

Tidak dalam bentuk unjuk rasa. Mereka datang untuk menggelar konferensi pers. Menyayangkan pihak yang berdemo hingga memperkeruh konflik saling klaim kepengurusan makam Sultan Suriansyah di Kampung Kuin.

Kubunya adalah yang muncul belakangan. Polemik ini berawal ketika kubu H Maulana dan H Budi Santoso Humaidi menyatakan ketidakpuasan atas pengelolaan makam di bawah kubu H Ahmad Yamani.

Menggalang dukungan masyarakat, gugatan dilancarkan. Puncaknya berupa aksi penggembokan pagar kompleks makam yang merugikan peziarah.

Pemko kemudian turun sebagai penengah. Namun, dari beberapa kali perundingan, selalu berakhir buntu.

Aina mengingatkan agar semuanya mematuhi kesepakatan pada rapat terakhir yang dimediasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. "Bahwa semua sepakat untuk menyerahkan pengelolaan makam ke tangan pemko," tegasnya.

Dia juga kecewa lantaran keabsahan silsilah keturunan atau zuriah kesultanan pihaknya disangsikan oleh massa pendemo.

"Tidak perlu pembuktian, sampai tes DNA segala. Toh sejarah telah menjelaskan. Mereka saja yang kurang membaca. Makanya belajar sejarah dulu," cecarnya.

Rekan Aina, Gusti Syarif menekankan, agar tak ada lagi kubu-kubuan, pemko harus mengambil alih pengelolaan situs bersejarah tersebut.

Lalu, biarlah pemko yang mengajak perwakilan dari semua pihak yang bersengketa untuk bergabung dalam kepengurusan baru.

Maka, manuver mendadak seperti demonstrasi hanya akan mencederai kesepakatan yang telah dibuat. "Kalau dibikin rumit terus, kapan mau selesai," tanyanya retoris.

Apalagi, jika mengingat konflik ini sudah memanas sejak sebelum pandemi. "Kami mendukung penuh pemko, apapun dan bagaimanapun keputusan yang diambil nantinya," tegas Syarif.

Namun, pemko tampak berhati-hati. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, Doyo Pudjadi yang ditunjuk sebagai penengah, mengaku tak bisa mengambil keputusan sepihak.

Secara bijak, ia menginginkan rembuk bersama semua kubu yang bertikai. Dan hasil akhirnya disampaikan kepada wali kota. "Dirapatkan dulu, jadi perlu proses lagi," kata Doyo singkat.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X