Ribuan Rumah di Banjarbaru Masih Tak Layak Huni

- Senin, 12 Juli 2021 | 15:36 WIB
PINGGIRAN KOTA: Kecamatan Cempaka Banjarbaru masih menjadi kawasan kumuh terluas di Banjarbaru. Di kawasan ini juga terdapat ribuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
PINGGIRAN KOTA: Kecamatan Cempaka Banjarbaru masih menjadi kawasan kumuh terluas di Banjarbaru. Di kawasan ini juga terdapat ribuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Meski berstatus sebagai kota yang terus tumbuh dan berkembang. Namun ratusan rumah yang dihuni warga Banjarbaru faktanya masih ada yang berstatus Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Menurut data dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Banjarbaru terbaru. Di tahun 2021 ini setidaknya masih ada tercatat lebih dari seribu RTLH yang terdata pihaknya.

"Untuk data RTLH seluruh Kota Banjarbaru, artinya tidak hanya berada di kawasan kumuh, maka RTLH kita masih ada sekitar 1459 unit. Kalau khusus untuk kawasan kumuh ada 875 di antaranya," kata Kabid Permukiman Disperkim Banjarbaru, Jainah Muchran.

Mengacu pada data pembaharuan per periode, maka RTLH di Banjarbaru kata Jainah bisa dikatakan bersifat fluktuatif. Semisal di tahun 2016 lalu, jumlah RTLH di kawasan kumuh berjumlah 598 unit yang mana di tahun 2019 berhasil dituntaskan hingga jadi angka 0.

"Setelah penuntasan, di akhir tahun 2019 kita lakukan updating lagi dan didapatlah ada 580 unit lagi RTLH nya yang berlanjut penanganan secara berkala hingga di data terbaru (untuk wilayah kumuh) ada 875 RTLH di 2021 dan 45 di antaranya sedang dikerjakan, sehingga sisa 835 unit," bebernya.

Secara kategori, RTLH sendiri kata Jainah terdiri dari sejumlah parameter. Semisal dari kondisi bangunan rumahnya hingga status dari pemilik atau penghuni rumah tersebut.

"Kita langsung lakukan verifikasi lapangan, ada tim fasilitatornya. Mereka terjun langsung ke lokasi untuk menyurvei kriteria calon penerima bantuan RTLH ini. Yang jelas ada sejumlah parameter yang harus sesuai agar bantuan ini tepat sasaran," kata Jainah.

Adapun program penuntasan RTLH ini kata Jainah hingga tahun 2021 ini masih seputar bantuan merehabilitasi saja. Sementara untuk program membangun kembali katanya kemungkinan baru bisa dilakukan tahun 2022.

"Jadi program ini bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) pusat. Untuk sejauh ini programnya sebatas rehabilitasi dengan bantuan senilai Rp20 juta. Bantuan langsung dicairkan ke penerima bantuan dan mengedepankan pola gotong royong warga," katanya.

Berbicara soal wilayah dengan RTLH yang mendominasi. Jainah menjawab bahwa dari lima kecamatan yang ada di Banjarbaru, maka Kecamatan Cempaka yang lebih banyak RTLH nya, termasuk katanya juga kawasan kumuh terluas di Banjarbaru.

"Untuk wilayahnya yang terbanyak itu di Kelurahan Cempaka, Kelurahan Sungai Tiung dan Kelurahan Bangkal. Kalau kecamatan lain (di luar Cempaka) jumlah RTLH masih di bawah 15 unit dari data kita," bebernya.

Lantas apakah penuntasan RTLH di Banjarbaru ini hanya mengandalkan usulan DAK pusat? Jainah menjelaskan jika ada sejumlah pola bantuan lainnya yang selama ini mereka galakkan untuk menekan angka RTLH tersebut.

"Untuk DAK ini kan semisal kita usulkan 100 unit bisa saja yang disetujui cuman 45 saja. Jadi kita juga gunakan pola bantuan bersumber CSR perusahaan. Untuk sekarang bantuan dari sumber APBD kita masih tidak memungkinkan karena kemampuan anggaran kita," tuntasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X