Jaga Kesehatan Sapi Kurban

- Rabu, 14 Juli 2021 | 14:51 WIB
PANTAU SAPI: Camat Labuan Amas Selatan, H Aidi Rozain memantau lokasi peternakan sapi kurban di wilayahnya yang menjadi salah satu pemasok ke beberapa daerah di Kalsel hingga luar Kalsel | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN
PANTAU SAPI: Camat Labuan Amas Selatan, H Aidi Rozain memantau lokasi peternakan sapi kurban di wilayahnya yang menjadi salah satu pemasok ke beberapa daerah di Kalsel hingga luar Kalsel | FOTO: JAMALUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BARABAI- Jelang hari raya Iduladha 1442 H, stok sapi kurban di Hulu Sungai Tengah (HST) dipastikan aman. Terkait kesehatan hewan kurban para peternak juga sangat memperhatikannya.

Seperti Syahruji (52), peternak dari Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS). Uji, begitu ia kerap disapa, memiliki 400 ekor sapi yang siap dijadikan hewan kurban.

“Sapi-sapi ini sudah dijamin kesehatannya. Soalnya sudah di tes lab darahnya. Dan diberi minuman vitamin. Saya ambil sapi dari Sulawesi dan Pelaihari,” jelasnya, Selasa (13/7).

Uji menambahkan, permintaan hewan kurban menjelang Iduladha juga meningkat ketimbang tahun kemarin. “Harga paling murah ditempat kami Rp 10,5 juta sampai Rp 37 juta. Pokoknya, sesuai dengan berat sapi. Pembeli tak hanya dari HST, bahkan ada dari Buntok, Ampah, Kandangan, dan Tanjung,” ujarnya.

Camat Labuan Amas Selatan (LAS) H Aidi Rozain menjelaskan, di wilayahnya memang banyak peternak sapi. Jenisnya paling banyak peranakan ongole (PO) dan sapi Bali.

“Bahkan, peternak kami bisa menjual sapi ini ke luar kota. Dan pak Uji ini menjadi salah satu pemasok sapi untuk Iduladha tentu bisa meningkatkan perekonomian di wilayah kami,” katanya.

Sementara itu, Kasi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, HST Yuhni Arifin menyebutkan, dari data yang ada sekitar 750 ekor sapi yang siap untuk dijadikan hewan kurban. Jenisnya bermacam-macam. Dari peranakan ongole (PO), Bali, Limousin, Simental hingga Brahman.
“Paling banyak sapi jenis PO harganya mulai dari Rp18-20 jutaan,” katanya.

Pihaknya juga menjamin kesehatan para hewan kurban tersebut. “Pokoknya kalau cacat (tidak sah) atau sapi itu punya penyakit cacing hati tidak boleh dikonsumsi,” jelasnya, Seraya menjelaskan, cacing hati baru bisa dilihat setelah hewan kurban dipotong. (mal/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X