PTM Mikro Darurat

- Kamis, 15 Juli 2021 | 14:29 WIB

BIASANYA, sebelum menulis suatu isu, saya sudah tahu harus menyampaikan apa. Membujuk atau memaksa pembaca.

==========================
Oleh: Muhammad Syarafuddin
Editor Halaman Metropolis Radar Banjarmasin
==========================

Kali ini berbeda, terasa serba salah. Hingga mendekati deadline, sikap saya tak kunjung bulat.

Sejak awal pekan tadi (12/7), SD dan SMP, bahkan PAUD di Banjarmasin mulai dibuka.

Sebagian bersyukur atas keputusan Wali Kota, Ibnu Sina dan Kepala Dinas Pendidikan, Totok Agus Daryanto.

Sebagian lagi khawatir. Mengingat kasus positif covid dan kasus kematian di Banjarmasin kembali bertambah.

Lebih banyak lagi yang bingung. Karena penjabat gubernur justru menunda pembukaan SMA, SMK dan SLB.

Kota tetangga seperti Banjarbaru juga tak berani mengambil risiko tersebut.

Kesan yang timbul memang tak baik. Sekarang masyarakat melihat pemko dan pemprov tak sejalan.

Seolah-olah antara Banjarmasin dan Kalimantan Selatan itu berbeda pulau. Disebut wewenang provinsi sekalipun, toh kebanyakan SMA itu berada di Banjarmasin.

Untungnya kita sudah memaklumi. Jika kebijakan presiden dan menteri saja bisa tak kompak, mengapa daerah tak boleh meniru pusat?

Sepekan terakhir, saya lebih banyak mendengarkan. Beberapa kawan yang berprofesi sebagai guru, tampak tak sabar untuk kembali ke kelas.

Setahun lebih mengajar daring, boro-boro membina akhlak murid, memberi ilmu saja sulit.

Argumennya juga terdengar masuk akal. Prinsipnya, pendidikan lebih penting dari perekonomian.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X